Konferensi Tingkat Tinggi Civil 20 atau koalisi warga sipil menilai rangkaian pertemuan G20 tahun ini gagal fokus menyelesaikan krisis global lantaran negara anggota lebih mementingkan kepentingan pribadi. 

Hal itu disampaikan Sous Sherpa C20 sekaligus anggota kelompok kerja Gender dan Disabilitas C20, Risnawati Utami. Menurut Utami, tujuan utama KTT G20 kali ini tidak tercapai dan mengecewakan.

Lihat Juga : Rusia Makin Kepepet di Ukraina, Akankah Putin Pakai Senjata Nuklir?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum pernah ada preseden di mana G20 begitu terpecah sehingga banyak pertemuan tingkat menteri gagal menghasilkan kesepakatan bersama deklarasi menteri," ujarnya.

Hal itu, kata dia, menjadi perhatian besar bagi organisasi masyarakat sipil, karena menunjukkan bahwa G20 belum bisa mengesampingkan perbedaan mereka, tetapi justru malah fokus pada kepentingan mereka sendiri.

"Saatnya berkolaborasi untuk mempromosikan perdamaian dunia dan kemanusiaan dengan meningkatkan pemulihan upaya untuk memecahkan situasi global saat ini," kata Risnawati.

Menurut Risnawati, slogan 'Recover together, Recover stronger' yang merupakan komitmen G20 di bawah Kepresidenan Indonesia
sebagai prinsip untuk menavigasi solusi kebijakan untuk masalah dunia hanya bisa tercapai apabila G20 menjalin kerjasama dengan negara lain yang memiliki tujuan yang sama.

Adapun tujuan itu yakni bersama-sama berupaya untuk pulih dari pandemi Covid-19 tanpa meninggalkan siapa pun.

"Dengan masukan dan dukungan dari organisasi masyarakat sipil," ucapnya.

Diketahui, G20 memprioritaskan tiga isu antara lain Arsitektur Kesehatan Global, Transisi Energi Berkelanjutan, dan Digital Transformasi.

Kendati demikian, Risnawati mengatakan tanpa berpegang pada prinsip keadilan, kesetaraan, inklusivitas, kolaborasi dan berbagi sumber daya keuangan, keyiga prioritas itu bisa saja tidak dapat menyelesaikan akar permasalahan.

Oleh karena itu, C20 memprioritaskan empat isu yang mencerminkan prinsip tersebut. Keempat isi itu antara lain arsitektur kesehatan global yang adil dan inklusif, keadilan iklim dan transisi energi yang adil, keadilan pajak dan keuangan berkelanjutan yang inklusif, serta transformasi digital yang inklusif.

"Mempertimbangkan urgensi kesetaraan gender, penyandang disabilitas, aksi kemanusiaan, ruang sipil dan antikorupsi, C20 membahasnya sebagai isu lintas sektoral, ujar Risnawati.