warkoptoto3 login

harga motor yamaha makassar 2023 - Ilmuwan RI Tewas Dibunuh Diduga usai Bantah Riset Asing

2024-10-08 04:00:54

harga motor yamaha makassar 2023,slot garansi kekalahan 4d,harga motor yamaha makassar 2023

Jakarta, CNBC Indonesia -Terik matahari Jakarta mengiringi langkah Profesor Achmad Mochtar yang tergopoh-gopoh usai dijemput polisi militer Jepang di rumah pribadinya, Sabtu 7 Oktober 1944.

Hari itu, Mochtar dipanggil polisi militer usai terjadi kematian ratusan romusha gara-gara suntikan vaksin. Jepang menduga vaksin Eijkman Instituut yang dikepalai Mochtar menjadi sebab kematian para romusha, meski tak ada bukti langsung atas tuduhan itu.

Mochtar lantas ditempatkan di penjara Kempetai, bekas sekolah tinggi hukum Batavia yang kini jadi kantor Kementerian Pertahanan. Di sana, dia diInterogasi dan mendapat siksaan bertubi-tubi. Mochtar tak sendirian. Ada pula para ilmuwan Indonesia lain yang juga ditahan jepang.

Baca:
Antropolog Jerman Bongkar Asal-usul Hantu Kuntilanak

Saking parahnya siksaan, raungan kesakitan sampai terdengar ke gedung-gedung sekitar. Penyiksaan Achmad Mochtar kemudian berakhir dengan pemenggalan di Ancol. Mochtar tewas pada 3 Juli 1945 dengan kondisi kepala yang terpancung terpisah dari badan. Sementara, rekan ilmuwan lain dibebaskan. 

Beberapa tahun setelah kematian terungkap bahwa Achmad Mochtar dan Eijkman Instituut tidak terbukti terlibat dalam kematian romusha.

Seturut penelusuran Sangkot Marzuki dan Kevin Baird dalam Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang(2020), Negeri Matahari Terbit hanya menjadikan Mohctar dan Eijkman Instituut sebagai kambing hitam atas kesalahan ilmuwan Jepang yang melakukan eksperimen vaksin tetanus kepada romusha.

Kendati demikian, kematian Achmad Mochtar juga dianggap penuntasan dendam yang sudah lama ditargetkan karena membantah riset ilmuwan Jepang Noguchi Hideyo.

"Tidak masuk akal bahwa Jepang membunuh Mochtar tanpa motif selain dendam semata. Mochtar tidak melakukan apapun selain serangan teknisnya yang sukses atas penelitian Noguchi Hideyo dua dekade sebelumnya," ungkap Sangkot Marzuki dan Kevin Baird.

Baca:
Pantas Bule Cebok Cumai Pakai Tisu Bukan Air, Begini Mulanya

Siapa Noguchi Hideyo?

Noguchi Hideyo merupakan ilmuwan ternama Jepang yang berulangkali dinominasikan sebagai peraih Nobel Kedokteran. Pada 1913, misalnya, dia mengungkap kelumpuhan dan gangguan syaraf pada penderita sifilis disebabkan oleh bakteri Triponema pallidium. Temuan Noguchi lantas membuka titik terang ihwal penelitian sifilis yang selama ini diselimuti misteri.

Lalu, pada 1922, Noguchi juga sukses menemukan penyebab misteri demam kuning yang kala itu mewabah di banyak negara. Berkat Noguchi, dunia jadi tahu penyebab penyakit itu adalah bakteri Leptospira icteroides. Meski begitu, kali ini Noguchi tak bisa mengulangi kesuksesan yang sama seperti pada tahun 1913.

Ilmuwan Indonesia, Achmad Mochtar, lewat disertasi doktoral di Universitas Amsterdam berjudul "Onderzoekingen Omtrent Eenige Leptospirren-Stammen" (Penelitian Pada Beberapa Galur Leptospira) mengatakan penelitian Noguchi salah total.

Pilihan Redaksi
  • Peneliti China Temukan Keju Tertua Terkubur Bersama Mumi
  • Banyak yang Tak Tahu, Sayuran Ini Bisa Terkontaminasi Mikroplastik

Mochtar mengungkap bakteri Lepsospira icteroidesyang ditemukan Noguchi, sebenarnya bukan penyebab demam kuning, melainkan penyakit Weil. Di dunia kedokteran, Weil adalah penyakit infeksi yang disebabkan Leptospirosis. Mohctar menyebut Noguchi melakukan kesalahan eksperimen sebab hanya mengambil sedikit sampel. 

Ketika disertasi Mochtar terbit, dunia kedokteran gempar. Ternyata, ilmuwan ternama asal Jepang telah membuat kesalahan fatal yang ternyata diungkap oleh ilmuwan Indonesia yang sama sekali tak dikenal dunia. 

Praktis, nama baik Noguchi Hideyo runtuh. Sebagai ilmuwan ternama dia tak terima disebut melakukan kesalahan oleh Achmad Mochar. 

Dia pun melakukan eksperimen dengan mengujicobakan temuannya pada tubuh sendiri. Sayang, eksperimen gagal dan Noguchi tewas pada 21 Mei 1928. Penelitian Mochtar terbukti benar. 

Pada titik ini, terdapat benang merah terkait bantahan Mochtar atas riset Noguchi dan kematian tragisnya di Ancol. Terlebih, Sangkot Marzuki dan Kevin Baird juga menyebut Jepang menyita salinan disertasi Mochtar dan hanya melalukan pemancungan kepada kepala laboratoium Eijkman Instituut itu.

"Nama dan reputasi Noguchi Hideyo kemungkinan memainkan peran pada nasib yang menimpa Achmad Mochtar, melalui kebanggaan nasionalistik membara yang salah kaprah di hati para penangkapnya," ungkap keduanya. 

Kini, Noguchi Hideyo masih sangat dihormati di Jepang. Wajahnya menjadi gambar mata uang kertas 1.000 Yen Jepang. Sementara Achmad Mochtar, sudah hidup tenang sekalipun nama baiknya tak pernah dipulihkan. 


(mfa/mfa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Parle Resto & Cafe, Level up Experience Kuliner Indonesia!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Lagi Tren Onigiri Dibuat Pakai Aroma Ketiak di Jepang, Kok Bisa?