warkoptoto3 login

akun server korea - PM Kamboja Hun Sen Mundur, Siapkan Anak Jadi Penggantinya

2024-10-08 06:28:53

akun server korea,hongkong minggu mastersgp,akun server koreaJakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Kamboja Hun Senmenjadi sorotan usai mengumumkan dia mengundurkan diri dari posisinya yang sudah diemban sejak 1985.

Sebagai penggantinya, Hun Sen sudah berencana menyiapkan putranya sendiri, Hun Manet, di posisi kepala pemerintahan.

Lihat Juga :
Swedia Izinkan Pembakaran Kitab Taurat, Israel Protes Keras

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jauh sebelum pengumuman mundur, Hun Sen mengungkapkan anaknya, Hun Manet, yang akan menggantikan dia memimpin Kamboja.

Sehari setelahnya, Hun Manet mengatakan ia akan mengikuti permintaan ayahnya.

[Gambas:Video CNN]

"Saya akan selalu ingat kata-kata ayah saya dan bertekad menerapkan di semua keadaan," ujar Hun Manet di Facebook pada Kamis (27/7).

Ia kemudian berkata, "Saat Anda menjadi perdana menteri Kamboja, anda harus melindungi perdamaian untuk memastikan kebahagiaan dan perkembangan masyarakat."

Lihat Juga :
Jepang Ungkap Krisis yang Belum Pernah Terjadi Gegara China-Rusia

Hun Set disebut akan mengambil posisi PM pada 22 Agustus mendatang. Sejumlah menteri yang menjabat di pemerintahan sebelumnya juga dilaporkan akan diganti, demikian dikutip media lokal Kamboja Camboja News.

Akhir pekan lalu, Kamboja menggelar pemilihan umum. Partai yang dipimpin Hun Sen, Partai Rakyat Kamboja (Cambodian People's Party/CCP), bersaing dengan 17 partai kecil.

Sekitar 9,7 juta warga Kamboja mengunjungi tempat pemungutan suara (TPS) dan memberikan hak pilihnya di kontestasi politik itu.

Lihat Juga :
3 Tanda Perang Dunia 3 Disebut Makin Dekat

Sejumlah pihak sudah menduga, CCP menang dalam pemilu ini. Asumsi itu bukan tanpa alasan. Sebelum pemilihan berlangsung, Badan pemilihan negara menolak untuk mendaftarkan satu-satunya partai oposisi di Kamboja, Partai Cahaya Lilin (Candlelight Party/CP), karena dianggap tak memenuhi syarat.

Menurut CP keputusan itu menunjukkan bahwa pemilu tak mungkin bisa bebas dan adil.

(isa/bac)