warkoptoto3 login

katak 2d - Cerita Lapisan Berlian Setebal 18 Km di Bawah Permukaan Merkurius

2024-10-09 23:03:52

katak 2d,no togel kebakaran rumah,katak 2dJakarta, CNN Indonesia--

Peneliti menaksir Planet Merkuriusmemiliki lapisan berliansetebal 18 kilometer di bawah permukaannya.

Demikian hasil penelitian terbaru yang terbit di jurnal ilmiah Nature Communications, Juni, terkait planet terkecil di sistem Tata Surya yang terdekat dari Matahari itu.

Mengutip dariCNN, lapisan berlian di Merkurius itu mungkin terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Saat ini, planet yang masih baru ini diyakini memiliki kerak grafit, mengambang di atas lautan magma yang dalam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim peneliti pun menciptakan kembali lingkungan pembakaran tersebut dalam sebuah eksperimen.

Percobaan dilakukan dengan memakai mesin tekan yang biasa digunakan untuk mempelajari bagaimana perilaku material di bawah tekanan ekstrem dan juga untuk produksi berlian sintetis.

"Ini adalah tekanan yang sangat besar, yang memungkinkan kita untuk mengambil sampel kecil pada tekanan tinggi dan suhu tinggi yang sama seperti yang kita harapkan jauh di dalam mantel Merkurius, pada batas antara mantel dan inti Merkurius," kata Charlier.

Lihat Juga :
Ahli Temukan Tambang Berlian di Merkurius

Tim peneliti kemudian memasukkan campuran elemen sintetis seperti  silikon, titanium, magnesium, dan aluminium  ke dalam kapsul grafit. Hal itu dilakoni meniru teori komposisi interior Merkurius pada masa-masa awalnya.

Para peneliti kemudian memberikan tekanan pada kapsul tersebut hampir 70.000 kali lebih besar daripada yang ditemukan di permukaan bumi dan suhu hingga 2.000 derajat Celcius  yang mereplikasi kondisi yang mungkin ditemukan di dekat inti Merkurius miliaran tahun yang lalu.

Setelah sampel meleleh, para ilmuwan melihat perubahan kimia dan mineral di bawah mikroskop elektron dan mencatat bahwa grafit telah berubah menjadi kristal berlian.

Planet terpadat setelah Bumi

Merkurius merupakan planet terpadat kedua setelah Bumi.

Inti logam berukuran besar menempati 85 persen radius Merkurius, dan juga merupakan planet terestrial di tata surya yang paling sedikit dieksplorasi.

Misi terakhir yang diselesaikan ke Merkurius, adalah Messenger dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Messenger mengorbit planet Merkurius  antara Maret 2011 dan April 2015. Misi ini mengumpulkan data tentang geologi, kimia, dan medan magnet planet.

"Dibandingkan dengan Bulan atau Mars, kita hanya mengetahui sedikit tentang Merkurius, juga karena kita tidak memiliki sampel apa pun dari permukaan planet tersebut," kata Charlier.

Lihat Juga :
Fenomena Langit Agustus, Hujan Meteor Perseid Hingga Blue Moon

Menurutnya, Merkurius berbeda dari semua planet kebumian lainnya, tambahnya, karena letaknya yang sangat dekat dengan Matahari sehingga memiliki jumlah oksigen yang sangat rendah yang berakibat pada perubahan sifat kimianya.

"Kita tahu ada banyak karbon dalam bentuk grafit di permukaan Merkurius, tapi hanya ada sedikit penelitian tentang bagian dalam planet ini," kata peneliti lain dari Center for High Pressure Science and Technology Advanced di Beijing, China, Yanhao Lin.

Charlier mengatakan taksiran ketebalan berlian itu masih dalam tahap perhitungan. Dia mengatakan mungkin saja ini berubah karena proses pembentukan berlian masih berlangsung karena inti Merkurius terus mendingin. 

Selain itu, Charlier pun belum memiliki perhitungan seberapa besar masing-masing berlian.

"Kami tidak tahu ukurannya, tapi berlian hanya terbuat dari karbon, jadi komposisinya harus serupa dengan yang kita ketahui di Bumi. Mereka akan terlihat seperti berlian murni," katanya.

Lihat Juga :
Teleskop Radio VGOS Bakal Dibangun di Bosscha, Pertama di RI

Bisakah berlian Merkurius itu ditambang?

Charlier berpendapat lapisan berlian di Merkurius akan sulit ditambang, karena berada pada kedalaman sekitar 500 meter. Hal tersebut, katanya sulit dengan teknologi saat ini, maupun di masa mendatang.

Namun, para ilmuwan mungkin akan segera mengetahui lebih banyak lewat sebuah misi bernama BepiColombo - yang terdiri dari dua pesawat ruang angkasa dan diluncurkan pada Oktober 2018.

BepiColombo diperkirakan akan melakukan penyisipan ke orbit Merkurius pada Desember 2025 setelah melakukan serangkaian terbang lintas.

Misi tersebut, yang dipimpin oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang yang akan mempelajari planet ini dari orbit guna mengungkap lebih banyak tentang interior dan karakteristik Planet Merkurius.

"BepiColombo mungkin dapat mengidentifikasi dan mengukur karbon di permukaan, tetapi juga apakah terdapat berlian di permukaan atau lebih banyak grafit," tandas Charlier.

[Gambas:Video CNN]

(kid/kid)