warkoptoto3 login

jadwal liga championship inggris - Tupperware Kesayangan Ibu

2024-10-09 03:42:13

jadwal liga championship inggris,no togel orang gila 4d,jadwal liga championship inggris

Jakarta, CNBC Indonesia- Tupperware merupakan produk makanan ikonik yang akrab di telinga masyarakat Indonesia. Namun saat ini perusahaan tengah menghadapi ancaman kebangkrutan akibat melemahnya penjualan produk selama bertahun-tahun. Bahkan sejumlah anak perusahaannya sudah mengajukan kebangkrutan di AS lebih dulu.

Manajemen mengatakan telah mengalami kerugian yang meningkat karena permintaan yang turun drastis. Berkas pengadilan menyebut total utang Tupperware mencapai US$ 812 juta atau sekitar Rp 12,59 triliun.

Mengutip dari situs resmi perusahaan, Earl Silas Tupper merupakan sosok pendiri perusahaan Tupperware. Ia merupakan seorang ahli kimia yang lahir pada 1907 silam.

Baca:
Tupperware Bangkrut, Menyerah Lawan Utang Menggunung

Tupper mendapat ide untuk membuat wadah kedap udara seperti kaleng cat dari plastik untuk menyimpan makanan. Menurutnya wadah makanan kedap udara itu dapat membantu banyak keluarga di Amerika menghemat uang dari pemborosan makanan.

Ide ini kemudian terealisasi pada tahun 1946 saat dirinya meluncurkan produk Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler dengan brand Tupperware. Produk tersebut sukses dan banyak peminat, mengingat saat itu banyak keluarga di AS perlu menghemat uang dari pemborosan makanan pasca perang dunia kedua.

Kini kepemilikan Tupperware sudah terbagi dalam bentuk saham dan menjadi perusahaan publik. Sehingga perusahaan ikonik pembuat wadah makanan tersebut sudah dimiliki oleh banyak orang atau perusahaan.

Menurut situs Nasdaq, saat ini setidaknya ada sekitar 82 lembaga/perusahaan yang memegang saham di Tupperware Brands Corporation (TUP). Kepemilikan institusional ini mencakup 23,46% saham perusahaan dengan nilai US$ 6 juta.

Presiden dan CEO Tupperware Brands Corporation, Laurie Ann Goldman mengatakan bahwa mereka akan mengajukan pengadilan untuk memulai proses penjualan bisnisnya, dan ingin perusahaan terus beroperasi selama proses kebangkrutan berlangsung.

Sejak tahun lalu, perusahaan juga sudah memperingatkan bahwa mereka mungkin akan bangkrut, kecuali jika Tupperware berhasil mendapatkan pendanaan baru dengan cepat. Tupperware juga sudah berusaha untuk menargetkan penjualan ke pelanggan yang lebih muda.

Tupperware sendiri sempat mengalami lonjakan penjualan selama pandemi karena tren banyak orang memasak di rumah. Namun hal itu tak banyak membantu. Kenaikan biaya bahan baku, upah, dan biaya transportasi juga menggerogoti margin keuntungannya.

Kini perusahaan sedang mempersiapkan pengajuan pailit secepatnya. Meski begitu, rencana pengajuan kepailitan ini masih belum final dan bisa saja berubah.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang & Stimulus China, Rupiah Anjlok ke Rp15.600/USD

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Ditinggal Para Founder, Ternyata Ini Penguasa Saham GOTO