Indeks hargasaham gabungan (IHSG) ditutup di level 7.308 pada Jumat (2/8) sore. Indeks saham melemah 17,8 poin atau 0,24 persen dari perdagangan sebelumnya.

Pengamat Pasar Modal dari Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi melihat kinerja IHSG yang kurang bergairah pada penutupan pekan lalu diperkirakan masih berlanjut. Ia memprediksi IHSG bergerak dalam rentang level support7.200 dan resistance7.360.

"Jika IHSG berhasil breakout resistance7.360 maka kami melihat potensi kenaikan lebih tinggi akan terbuka. Indikator MACD bergerak landai cenderung menunjukkan pelemahan tren, sejalan juga dengan RSI," ujar Audi kepada CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berpandangan jika rilis berada di atas ekspektasi pasar, akan menjadi penopang positif untuk IHSG di pekan depan," jelasnya.

Kedua,rilis Indeks keyakinan Konsumen (IKK) yang diperkirakan masih berada pada level optimis juga diperkirakan akan menjadi sentimen positif untuk pasar.

Sementara, sentimen luar negeri, pertama, rilis data tingkat pengangguran AS sebesar 4,3 persen atau di atas ekspektasi pasar akan membuat gejolak di pasar keuangan.

"Dan kami khawatirkan akan berdampak terhadap IHSG. Meski demikian, ini akan menjadi bukti kepada Fed untuk bersikap kian dovish akan kebijakan moneternya sehingga berpeluang membuat arus outflow dari AS," jelas Audi.

Kedua,pelemahan harga minyak mentah yang disebabkan kekhawatiran permintaan minyak global paska beberapa negara menunjukkan ketidakpastian, termasuk AS.

"Kami melihat ini akan menjadi sentimen negatif untuk emiten produsen minyak mentah," imbuhnya.

Untuk pekan ini, Audi merekomendasikan sektor yang dapat diperhatikan adalah energi dan transportasi dengan saham yang bisa dipilih oleh investor adalah PTBA, TPIA, dan ASII.

Senada, Associate Director of PT Jasa Utama Capital Sekuritas Hadrian Maynard Taslim melihat IHSG masih sulit bangkit dan menembus levelresistance7.347 pada pekan ini. Sedangkan supportdi level 7.208.

Menurutnya beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG, dari dalam negeri adalah data PMI Manufaktur yang masuk zona kontraksi ke level 49,3 dari sebelumnya 50,7.

"Ini menandakan awal yang kurang baik karena untuk pertama kali nya masuk ke zona kontraksi setelah 2021. Secara, data inflasi Indonesia cukup baik di angka 2,13 persen dari sebelumnya 2,51 persen secara yoy," jelasnya.

Sentimen lainnya yang juga ditunggu investor adalah rilis data pertumbuhan ekonomi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pekan ini.

Dari luar negeri, data PMI Manufaktur AS yang juga turun dari 48,5 menjadi 46,8. Kondisi ini memberikan indikasi pelemahan ekonomi masih terjadi, apalagi ditambah data Non Farm Payrol di Juli 2024 yang menurun memberikan indikasi pertumbuhan ekonomi AS yang melandai dan ditambah juga data unemployment rate yang meningkat ke 4,3 persen dari 4,1 persen.

"Hal ini akan memberikan gambaran lebih jelas terkait pemangkasan suku bunga the Fed di September yang akan datang setelah rilis data inflasi pekan ini. Investor mengantisipasi tidak terjadinya pemangkasan suku bunga dengan tekanan jual terjadi di market global dan regional Asia," terang Hadrian.

Selain itu, sentimen lainnya bakal datang dari harga komoditas global. Berdasarkan data dari Trading Economic, terpantau mayoritas harga komoditas bergerak cenderung melemah secara weekly.

Oleh karenanya, sektor yang mungkin bisa dikoleksi karena berpotensi menguat adalah energi dan properti. Sebab, kedua sektor tersebut berhasil berada di zona hijau sepekan kemarin dan diyakini akan berlanjut pekan ini.

Di lain sisi, sektor yang masih dalam posisi downtrenduntuk diperhatikan adalah teknologi yang melemah 26,23 persen secarayear to date.

Adapun saham yang direkomendasikan Hadrian pada pekan ini untuk dikoleksi adalah BSDE, PTBA, dan ITMG.

[Gambas:Video CNN]