MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun- Kue bertekstur kasar namun lembut itu dengan taburan keju terlihat lezat dan menggoda untuk dicicipi

Makanan yang akrab disebut lapis kukus itu tak hanya dari tepung protein biasa. Tetapi juga campuran tepung singkong.

“Kami buat tepung singkong sendiri. Setelah dicuci, singkong direndam lalu diiris. Setelah itu dijemur kalau sudah kering digiling hingga halus,’’ ujar Arvi Ardiyanto, si pengusaha kue lapis.

Pria berusia 32 tahun itu mulanya memproduksi donat dari ketela ubi pada 2018 lalu.

Hingga pada tahun lalu, dia mencoba eksperimen ubi singkong yang banyak terdapat di lingkungannya di Desa Pucangrejo, Kecamatan Sawahan itu.

“Hampir satu bulan uji coba resep sampai berhasil jadi lapis kukus singkong ini,” ungkap bapak satu anak itu.

Keahliannya membuat berbagai jajanan kue itu diperolehnya dari pengalamannya bekerja menjadi koki pastry di salah satu brand terkenal di Malang.

Baca Juga: Perempuan Perlu Tahu, Hanjuang yang Biasa Ada di Kuburan Ternyata Dapat Redakan Gangguan Menstruasi

Meski hanya lulusan SMP, itu tak menghalangi Arvi mengasah keterampilannya di dapur.

“Dibanding dengan donat, alhamdulillah peminat lapis ini lebih banyak dan lebih terasa untungnya. Jadi saya putuskan beralih dari donat ke kue jenis ini,” ujarnya.

Ada banyak varian yang dibuatnya, mulai dari original, pandan, coklat, taro, dan coklat pandan.

Dari kelima varian tersebut, coklat pandan menjadi paling banyak dicari pelanggan-pelangganya. Dia pun juga memanfaatkan media sosial untuk melakukan pemasarannya.

Dalam sebulan, pria yang juga bekerja sebagai cleaning servicedi salah satu mal di Kota Madiun tersebut mampu memproduksi puluhan boks lapis kukus singkong.

Bahkan saat lebaran pesanannya membludak hingga 30 boks tiap hari. Satu boks dibandrol dengan harga Rp 30 ribu untuk semua varian rasa.