warkoptoto3 login

gasslot138 - Tak Peduli Nego Gencatan Senjata, Netanyahu Bakal Terus Gempur Rafah

2024-10-08 06:05:21

gasslot138,pepe pensiun,gasslot138Jakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan Israelakan terus menggempur Rafah Jalur Gaza Palestinaterlepas dari ada gencatan senjata yang disepakati atau tidak.

Pernyataan itu muncul saat Netanyahu wawancara dengan dengan CBS Newsdan dirilis pada Minggu (25/2). Ia yakin Israel akan mencapai kemenangan total usai operasi Rafah dimulai.

Lihat Juga :
Media Asing Soroti Ongkos Program Makan Siang Gratis Prabowo Rp120 T

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Netanyahu mengatakan jika gencatan senjata tercapai pergerakan ke Rafah akan "sedikit tertunda."

Sementara itu, sejumlah pejabat Israel mengatakan pertempuran di Rafah bisa terjadi saat Ramadan. Bulan suci bagi warga Muslim ini akan dimulai kemungkinan pada 10 Maret.

Israel belakangan ini juga menyatakan akan mengevakuasi warga dari Rafah ke tempat yang lebih aman.

Lihat Juga :
PM Palestina Ungkap Alasan Mundur di Tengah 'Tekanan' AS soal Gaza

Selama bertahun-tahun, Ramadan menjadi momen kritis bagi warga Palestina dan Israel. Di masa-masa tersebut, biasanya pasukan Zionis akan menyerang kompleks Masjid Al Aqsa hingga menembaki jamaah yang beribadah.

Dari kejadian itu akan muncul perlawanan dan memicu konflik lalu dimanfaatkan pihak tertentu dan berkepanjangan.

Rencana Israel menyerang Rafah saat Ramadan memicu kecaman dari berbagai pihak termasuk Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengingatkan dampak bencana jika pertempuran terus berlanjut saat Ramadan di Gaza.

"Itu akan menempatkan wilayah dalam risiko ledakan," ujar dia.

Sementara itu, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, kembali mendesak agar Israel berhati-hati.

Pilihan Redaksi
  • Bela Palestina, Pilot Militer AS Bakar Diri di Depan Kedubes Israel
  • Siapa Mohammad Shtayyeh, PM yang Mundur Kala Palestina Dibom Israel?

"Kami tidak percaya bahwa sebuah operasi, sebuah operasi militer besar, harus dilakukan di Rafah kecuali ada rencana yang jelas dan dapat dilaksanakan untuk melindungi warga sipil," kata Sullivan saat wawancara dengan NBC.

Dia lalu berujar, "Untuk membuat mereka aman dan untuk memberi makan, pakaian dan rumah bagi mereka - dan kami belum melihat rencana seperti itu."

Israel melancarkan agresi ke Palestina pada 7 Oktober. Mereka juga mendeklarasikan melawan Hamas.

Imbas serangan tersebut, lebih dari 29.000 orang tewas dan ratusan ribu rumah hancur.

(isa/rds)