erek-erek kutu - Investasi Hilirisasi Tembaga Bisa Rp60 T, Nilai Tambahnya Cuma 3,5%
2024-10-08 05:44:50
Jakarta, CNBC Indonesia -PT Freeport Indonesia (PTFI) mengakui bahwa hilirisasi tembaga memiliki tantangan keekonomian yang cukup signifikan, terutama apabila dibandingkan dengan hilirisasi mineral lainnya seperti nikel dan bauksit.
VPGovernment Relation&Smelter Technical SupportHarry Pancasakti menilai proses hilirisasi tembaga yang melibatkan pengolahan konsentrat menjadi katoda tembaga hanya memberikan nilai tambah sekitar 3,5-5%. Sementara investasi yang digelontorkan untuk sektor hilirisasi cukup besar.
"Nilai tambah yang bisa kita dapatkan untuk kita dapat proses pengolahan berupa konsentrat tembaga menjadi suatu tembaga murni nilai tambahnya hanya 3,5-5%. Sementara investasi yang diperlukan hampir Rp 60 triliun jadi margin ini sangat kecil dibandingkan dengan nilai tambah yang didapatkan," kata dia dalam acara Menuju Indonesia Hijau, Selasa (17/9/2024).
Baca:Indonesia Punya Pabrik Terbesar Dunia di Tangan Jokowi, Ini Lokasinya |
Lebih lanjut, ia membeberkan dengan terus beroperasinya smelter Freeport di Manyar dan smelter lain seperti Amman Mineral, Indonesia diproyeksikan akan memproduksi sekitar 1,5 juta ton katoda tembaga per tahun pada 2025.
Angka ini berpotensi menempatkan Indonesia di antara lima produsen katoda tembaga terbesar di dunia. Namun, tantangan utama setelah hilirisasi adalah memaksimalkan nilai tambah dari katoda tembaga itu sendiri.
Terlebih, saat ini sebagian besar produksi katoda tembaga masih diekspor karena kemampuan serapan dalam negeri yang terbatas.
"Dari produksi smelter PTFI yang baru sejauh ini komitmen dari copper foil sekitar 100 ribu ton per tahun sisa 500 ribu ton kalau memang gak ada offtaker dalam negeri terpaksa harus kita ekspor dan gak jauh jauh, Asia Tenggara dari Vietnam Thailand dan Malaysia justru negara tetangga yang akan menikmati nilai tambah dari katoda tembaga," ujarnya.
(pgr/pgr) Saksikan video di bawah ini:
