warkoptoto3 login

dewaterbang - Jelang Rilis Data Inflasi, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 15.145/US$

2024-10-08 04:24:35

dewaterbang,rtp ligabanteng,dewaterbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan hari ini jelang rilis Indeks Harga Konsumen (IHK). Konsensus CNBC Indonesia memperkirakan akan terjadi deflasi untuk lima bulan beruntun, tanda daya beli masyarakat masih lemah.

Berdasarkan data Refinitiv nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/10/2024) dibuka di Rp15.145/US$, naik 0,06% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Baca:
Asing Terciduk Diam-Diam Borong 10 Saham Ini Kala IHSG Ambruk

Indonesia diperkirakan akan mengalami deflasi untuk bulan kelima secara berturut turut pada periode September 2024.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan IHK September 2024 diperkirakan turun atau mengalami deflasi 0,035% secara bulanan (month to month/mtm).

Baca:
IHSG Dibuka Rebound, Bakal Balik ke Level 7.600 Lagi?

Sembilan dari 12 instansi memperkirakan secara bulanan masih akan tercatat deflasi yang tak jauh berbeda dengan periode sebelumnya yang terpantau deflasi 0,03%. Jika hal ini kembali terjadi, maka Indonesia akan mengalami deflasi lima bulan beruntun.

Sedangkan IHK secara tahunan (year on year/yoy) diperkirakan melandai di bawah level 2% atau tepatnya 1,975%. Angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi Agustus 2024 yang sebesar 2,12% yoy.

Jika IHK kembali mencatat deflasi pada September 2024 maka artinya Indonesia akan membukukan deflasi lima bulan beruntun. Sebelumnya, Indonesia juga sudah mencatat deflasi pada Mei (-0,03%), Juni (-0,08%), Juli (-0,18%), dan Agustus (-0,03%).

Deflasi empat bulan berturut-turut secara bulanan ini pertama kali terjadi sejak 1999 atau 25 tahun terakhir. Artinya, selama Era Reformasi, Indonesia baru mengalami deflasi empat bulan beruntun. Jika deflasi berlanjut pada September 2024 maka catatan ini menegaskan kondisi tahun ini memang tak biasa.

Sebagai catatan, pada 1999 deflasi pernah terjadi dalam delapan bulan beruntun yakni pada Maret (-0,18%), April (-0,68%), Mei (-0,28%), Juni (-0,34%), Juli (-1,05%), Agustus (-0,71%), September (-0,91%), dan Oktober (-0,09%).

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras) Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Makin Perkasa, Begini Prospeknya ke Depan!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Jelang RDG BI Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 16.370/US$