soto 4d login - Sistem Komunikasi Gaza Nyaris Mati Total Akibat Krisis Bahan Bakar
2024-10-09 20:14:52
Sistem komunikasi di Jalur Gazadiperkirakan akan terputus dalam beberapa jam mendatang, sebagai akibat dari penutupan pusat data dan peralatan milik perusahaan telekomunikasi PalestinaPaltel.
Pihak Paltel mengaku perusahaan kini tak punya cukup bahan bakar untuk menjaga peralatan vital tetap beroperasi, usai Israel melarang impor bahan bakar apa pun ke wilayah Gaza.
Lihat Juga :179 Jenazah 'Membusuk' Dimakamkan di Kuburan Massal RS Al Shifa Gaza |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, "Pemadaman komunikasi yang berkepanjangan dan menyeluruh, seperti yang terjadi di Gaza, dapat menutupi kekejaman dan menimbulkan impunitas, sekaligus semakin melemahkan upaya kemanusiaan dan membahayakan nyawa."
Pada Rabu (15/11) malam, kondisi di Jalur Gaza masih membara. Israel dilaporkan membombardir sebuah masjid di lingkungan al-Sabrah Gaza.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan sekitar 50 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka akibat gempuran Israel ke masjid di wilayah tengah Gaza tersebut.
Selain itu pada malam yang sama, pasukan Israel juga merangsek masuk dan menggeledah Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, usai menuduh fasilitas medis itu dijadikan milisi Hamas sebagai pusat komando.
Ketika rumah sakit digerebek, beberapa tank Israel meluncur ke kompleks RS Al Shifa yang luas. Ada juga pasukan yang masuk unit gawat darurat utama dan bangsal lain.
Lihat Juga :Terungkap Percakapan Khamenei soal Iran Ogah Ikut Perang di Gaza |
Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) juga menggerebek ruang bawah tanah, departemen bedah khusus, hingga ruang bersalin.
Hamas sudah membantah tegas bahwa pihaknya memiliki markas di RS Al Shifa. Hamas menyebut pernyataan AS merupakan "lampu hijau" bagi Israel untuk membantai warga sipil.
Kelompok milisi Palestina itu bahkan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk komite internasional guna menginspeksi semua rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk RS Al Shifa, untuk membuktikan klaim Israel.