warkoptoto3 login

top up domino resmi - Putin Maju Lagi di Pilpres Rusia 2024

2024-10-08 05:57:51

top up domino resmi,beton888 daftar,top up domino resmiJakarta, CNN Indonesia--

Presiden RusiaVladimir Putin memutuskan maju lagi dalam pemilihan presiden (pilpres) pada Maret 2024.

Keputusan ini akan membuat masa jabatan Putin langgeng hingga setidaknya 2030.

Lihat Juga :
RI Buka Suara usai Israel Tuduh RS Indonesia di Gaza Jadi Markas Hamas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber lain juga mengatakan bahwa keputusan Putin mencalonkan diri lagi telah dibuat dan bahwa penasihat Putin sedang mempersiapkan partisipasinya.

Tiga sumber lain pun mengatakan keputusan Putin untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Maret 2024 sudah ditetapkan.

[Gambas:Video CNN]

Sumber-sumber ini bicara kepada Reuters dengan syarat anonim karena masalah sensitivitas politik Kremlin.

Salah satu dari mereka bahkan mengatakan petunjuk soal manuver Putin bakal muncul dalam beberapa pekan mendatang.

Meskipun banyak diplomat, mata-mata, dan pejabat menduga orang nomor satu Rusia itu bakal berkuasa seumur hidup, namun sampai sekarang belum ada konfirmasi khusus tentang rencana Putin mencalonkan diri dalam pilpres berikutnya.

Lihat Juga :
Rudal Iron Dome Israel Malafungsi, Berbalik Hajar Tel Aviv

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sejauh ini mengatakan Putin belum mengomentari masalah ini dan bahwa "kampanye belum diumumkan secara resmi."

Perang Rusia di Ukraina

Vladimir Putin (71) telah menjabat sebagai presiden Rusia lebih lama daripada pemimpin Rusia lainnya sejak Josef Stalin, bahkan mengalahkan masa jabatan Leonid Brezhev selama 18 tahun.

Para diplomat mengatakan tak ada saingan serius yang bisa mengancam Putin di pilpres, jika sang petahana mencalonkan diri lagi.

Putin saat ini pun tengah menikmati 80 persen suara dukungan masyarakat yang mengaku puas dengan kinerja Putin selama ini. Ini bisa mendongkrak dukungan dari negara dan media-media.

Lihat Juga :
Erdogan Ogah Temui Menlu AS Blinken di Turki

Selain itu, hampir tidak ada publik yang tercatat menentang kelanjutan pemerintahan Putin.

Meski begitu, Putin saat ini tengah menghadapi serangkaian tantangan paling serius sejak Mikhail Gorbachev bergulat dengan Uni Eropa yang runtuh selama lebih dari tiga dekade lalu.

Perang di Ukraina telah memicu konfrontasi terbesar dengan Barat sejak krisis Rudal Kuba 1962. Sanksi Barat kepada Rusia buntut perang ini pun memberi kejutan terbesar bagi perekonomian Rusia dalam beberapa dekade.

Sejak agresi Rusia di Ukraina diluncurkan 2022 lalu, inflasi Rusia meningkat dan Rubel merosot jatuh. Pengeluaran biaya untuk pertahanan pun diprediksi bakal mencapai nyaris sepertiga dari total pengeluaran anggaran Rusia pada 2024.

Namun, ancaman langsung terbesar terhadap pemerintahan Putin sebetulnya ialah pemberontakan tentara bayaran Wagner Group. Pada Juni, tentara bayaran paling kuat di Rusia ini melakukan pemberontakan selama 24 jam untuk menuntut pencopotan petinggi militer Kremlin.

Lihat Juga :
Rabi RI soal Agresi Israel di Gaza: Ini Bukan Perang Yahudi-Muslim

Kendati begitu, pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin tewas dua bulan setelah pemberontakan. Putin sejak itu menggunakan Kementerian Pertahanan dan Garda Nasional untuk memperluas kendali sekutunya atas sisa-sisa pasukan Wagner.

Barat menyebut Putin penjahat perang dan diktator karena telah membawa Rusia ke dalam gaya kekaisaran yakni merampas tanah orang lain.

Putin bagaimanapun menggunakan perang sebagai bagian dari perlawanan yang jauh lebih luas dengan AS, yang menurut Kremlin bertujuan memecah belah Rusia. Bagi sebagian besar orang Rusia, perang sendiri menunjukkan garis pertahanan Kremlin pasca-Soviet.

Meski begitu, tokoh oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny, mengatakan Putin telah memimpin Rusia ke jalan buntu menuju kehancuran, membangun sistem penjilat korup yang rapuh yang pad akhirnya akan menghasilkan kekacauan daripada stabilitas.

(blq/bac)