Sekitar 7,4 juta hektar lahan Amazondi Brasil terbakar dalam tujuh bulan pertama tahun 2024. Luas lahan yang terbakaritu meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Menurut Institut Penelitian Luar Angkasa Nasional Brasil (INPE), terpantau hampir 25.000 titik api hingga Juli 2024, merupakan yang terbanyak sejak 2005. Ribuan kasus kebakaran terjadi dalam satu hari, yang tertinggi direkam pada Juli 30 Juli dengan 1.348 titik kebakaran.

Hutan Amazon membentang jauh di wilayah benua Amerika bagian selatan, meliputi Brasil, Bolivia, Venezuela, Guyana, dan Suriname. Di semua negara kasus kebakaran hutan melonjak tinggi dalam periode yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komunitas adat adalah penjaga hutan terbaik

Laporan Rainforest Foundation AS (RFUS) menyebut Amazon mengalami kemarau dan kekeringan akibat fenomena perubahan iklim dan diperparah oleh El Niño. Tahun 2023 dicatat sebagai tahun terpanas planet bumi yang berakibat pada rawannya hutan oleh kebakaran.

Untuk mencegah kerusakan dan kebakaran makin buruk, para ahli di RFUS mendorong agar komunitas suku adat sekitar hutan diberi tambahan hak ulayat terhadap lahan hutan Amazon.

"Kita tahu bahwa masyarakat adat di hutan efektif mencegah dan mengurangi dampak kebakaran," kata Cameron Ellis, Direktur Sains Lapangan RFUS.

Studi RFUS menunjukkan hutan yang dikelola komunitas adat lebih lestari, hijau, dan tahan kebakaran hutan. Dengan tata cara adat, hutan dipakai untuk memenuhi kebutuhan warga, sekaligus dijaga.

"Karena itu penting mengamankan dan memperluas hak atas tanah ulayat untuk masyarakat adat yang tinggal di hutan ini. Memastikan masyarakat adat memiliki tata kelola dan kendali yang sah atas wilayah mereka," tambah Ellis.

Kebakaran di Amazon tahun 2023 banyak dimulai dari api menyebar cepat lewat rumpun semak dan hutan berpohon redah, saat kemarau sedang ganas-ganasnya. Debit air sungai dan anak sungai Amazon yang susut drastis menyebabkan upaya pemadaman sulit dilakukan.

Seperti pembukaan lahan sawit dan pertambangan di Indonesia, hutan Amazon mengalami pengurangan lahan dan kerusakan akibat eksploitasi untuk pertanian dan peternakan. Brazil adalah salah satu negara penghasil daging sapi terbesar dunia, dan negara dengan produksi bioetanol yang didapat dari jagung dan kedelai tertinggi dunia.

Pembukaan hutan untuk lahan ternak dan pertanian ini kerap memakai cara pembakaran terbuka, yang sering menyebabkan kebakaran hutan. Praktik pembukaan hutan lainnya juga mengakibatkan posisi Amazon menjadi rentan terbakar dalam suhu panas.