warkoptoto3 login

banjir togel 2d - Elon Musk Kena Hoaks, Cek 4 Fakta Petinju Aljazair yang 'Fix' Wanita

2024-10-09 20:47:54

banjir togel 2d,erek2 lele,banjir togel 2d
Daftar Isi
  • Carini nrimo
  • Lembaga yang tak diakui
  • Resmi perempuan
  • Enggak pernah nyebut DSD
Jakarta, CNN Indonesia--

Viralnya petinjuasal Aljazair Imane Khelif membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) memberi penjelasan panjang buat netizen, termasuk pemilik media sosial X, Elon Musk.

Khelif (25) jadi sorotan usai menang dalam waktu kurang dari 1 menit atas petinju asal Italia, Angela Carini, Kamis (1/8), di kelas 66 kg wanita di Olimpiade Paris 2024.

Spekulasi bertebaran di dunia maya. Banyak pihak yang menduga Carini mundur karena berkaitan dengan status gender lawannya yang kontroversial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang kena hoaks adalah Musk. Sambil me-replypostingan eks atlet kampus di Amerika Serikat (AS), Riley Gaines, CEO Tesla itu turut membenarkan tudingan netizen terhadap Khelif.

Gaines berkicau di akun media sosialnya, "Pria jangan masuk ke dalam olahraga perempuan #IStandWithAngelaCarini."

Musk pun membalas kicauan itu dengan mengatakan, "Tentu saja(absolutely)."

Benarkah demikian? Simak fakta-fakta soal Khelif berikut:

Lihat Juga :
Ismail Haniyeh Trending Topic di X, Israel Jadi Sasaran Kemarahan

[Gambas:Twitter]

Carini nrimo

Media olahraga Italia Gazzetta delo Sportmengungkapkan Carini memutuskan mundur dalam pertarungan karena rasa sakit yang luar biasa usai mendapat pukulan dari Khelif, bukan karena isu gender yang diglorifikasi segelintir media.

"Saya menerima pukulan kedua di hidung dan itu sangat menyakitkan, saya tidak ingin melanjutkan pertarungan," ujar Carini.

"Apakah saya membiarkan diri saya dipengaruhi oleh kasus media? Tidak. Saya di sini untuk memenangkan Olimpiade. Mundur adalah tanda kedewasaan, bukan menyerah!" lanjutnya.

Sebelum pertarungan, Carini juga sudah menegaskan tunduk terhadap aturan Olimpiade. Ia tidak mempermasalahkan isu kontroversi gender yang melibatkan Khelif.

Lihat Juga :
Cacing-cacing Chernobyl Terbukti Kebal Radiasi Nuklir

Lembaga yang tak diakui

Imane Khelif menjadi kontroversi usai diperbolehkan tampil di Olimpiade Paris 2024 lantaran ada keputusan berbeda saat Kejuaraan Dunia Tinju 2023.

Saat itu, Khelif dan peserta dari Taiwan Lin Yu Ting tidak diperbolehkan bertarung karena memiliki kromosom XY.

Asosiasi Tinju Internasional (IBA), penyelenggara Kejuaraan Dunia itu, dikutip dari Time, mengatakan pada saat itu bahwa atlet yang "berpura-pura menjadi perempuan" dikecualikan berdasarkan hasil tes yang menunjukkan "mereka memiliki kromosom XY."

Perempuan biasanya memiliki pasangan kromosom XX, dan pria biasanya memiliki pasangan XY.

Sementara, baik Khelif maupun Lin tidak pernah mengidentifikasi diri sebagai pria, transgender, atau interseks (orang dengan karakteristik jenis kelamin pria dan wanita)

Masalahnya, IOC sudah mencabut pengakuan terhadap IBA pada 2023 lantaran masalah tata kelola dan keuangan. Alhasil, seleksi buat olahraga tinju di Olimpiade dipegang IOC sambil tetap mengadopsi aturan yang ditetapkan pada Olimpiade 2020.

Pada ajang Olimpiade sebelumnya itu, dan juga kejuaraan-kejuaran IBA lainnya, Khelif juga ikut serta di kelompok perempuan dan tak masalah.

Resmi perempuan

IOC pun mengeluarkan pernyataan bahwa, "Setiap orang memiliki hak untuk berolahraga tanpa diskriminasi."

"Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku dan ditetapkan oleh Unit Tinju Paris 2024 (PBU)," tulis IOC dalam keterangan resminya, Jumat (2/8).

Komite mendasarkan kelompok gender pada data paspor masing-masing atlet.

"Seperti pada kompetisi tinju Olimpiade sebelumnya, jenis kelamin dan usia atlet didasarkan pada paspor mereka."

Artinya, baik Imane Khelif maupun Lin Yu Ting dinilai IOC terlahir sebagai wanita. IOC berpendapat ada kesalahan informasi soal Khelif dan Yu Ting terkait dengan keputusan Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang melarang keduanya tampil dalam Kejuaraan Tinju Dunia 2023.

"Petinju Aljazair itu terlahir sebagai perempuan, terdaftar sebagai perempuan, menjalani hidupnya sebagai perempuan, bertinju sebagai perempuan, dan memiliki paspor perempuan," cetus juru bicara Komite Olimpiade Internasional Mark Adams, dikutip dari The Sun.

Lihat Juga :
Meta 2 Kali Takedown Unggahan soal Haniyeh, Anwar Ibrahim Marah Besar

Enggak pernah nyebut DSD

Tes jenis kelamin sering jadi kontroversi, termasuk yang dilakukan IBA saat mendiskualifikasi Khelif dan Lin. Atlet wanita yang memiliki perbedaan perkembangan seksual (DSD) sering kali menjadi sasaran tes tersebut.

Namun, melansir CNN, Khelif tidak mengatakan bahwa dirinya memang memiliki DSD.

DSD merupakan kondisi pada tubuh perempuan, yang melibatkan gen, hormon, dan organ reproduksi, yang secara alami memproduksi lebih banyak testosteron.

Ciri-ciri DSD baru terlihat saat pubertas, ketika ciri-ciri jenis kelamin sekunder, seperti rambut wajah, payudara, atau bentuk tubuh yang berbeda mulai berkembang.

Para ilmuwan memperkirakan sebanyak satu dari setiap 50 orang terlahir dengan ciri-ciri DSD. Seseorang dengan DSD dapat memiliki identitas gender apa pun.

Namun, menjelang Olimpiade Paris, IOC memperkenalkan aturan dan regulasi baru yang berkaitan dengan atlet dengan DSD.

Bahwa, inklusi harus menjadi standar dalam kasus seperti itu dan bahwa atlet dengan DSD hanya boleh dikecualikan dari kompetisi putri jika ada masalah keadilan atau keselamatan yang jelas.

Sementara itu, pengujian jenis kelamin dalam olahraga kerap menjadi sorotan dari kelompok-kelompok seperti Human Rights Watch, yang mengatakan bahwa pengujian tersebut melanggar hak-hak dasar atas privasi dan martabat.

[Gambas:Video CNN]

(kid/arh)