warkoptoto3 login

dikasih atau di kasih - Mengenal Sesar Cimandiri, Patahan Paling Aktif di Jawa Barat

2024-10-07 23:40:31

dikasih atau di kasih,erek erek rokok,dikasih atau di kasih

Jakarta, CNBC Indonesia- Kabupaten Sukabumi di Jawa Barat kembali dilanda gempa pada Rabu (2/10/2024) pagi tadi, di mana gempa yang menerjang Sukabumi dan sekitarnya pada pagi tadi berkekuatan M4,5.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan hasil analisis menunjukkan, episenter terletak pada koordinat 7.35 LS dan 106.49 BT.

"Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 40 km Barat Daya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada kedalaman 36 km," kata Daryono dalam keterangan tertulis.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar aktif," jelasnya.

Daryono memaparkan, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempa dirasakan di wilayah Simpenan, Ujung Genteng, Tegalbuleud dengan Skala Intensitas IV MMI.

Artinya, kata dia, ada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Baca:
Peringatan Darurat Bencana Muncul di TV 3 Menit Setelah Gempa

Sementara, di Kalibunder dengan Skala Intensitas III - IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu - Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi)

Di Cikakak, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Bayah, Panggarangan, Malingping dengan Skala Intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

Di Rangkasbitung dengan Skala Intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang - Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu).

Di Kecamatan Kabandungan dengan Skala Intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut," tambah Daryono.

"Hingga pukul 08:44 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," pungkasnya.

Gempa Sukabumi Karena Sesar Cimandiri?

Daryono mengungkapkan bahwa gempa yang terjadi di Sukabumi dan sekitarnya pada pagi hari tadi terjadi karena adanya aktivitas Sesar aktif. Adapun sesar yang melewati Sukabumi dan sekitarnya yakni Sesar Cimandiri.

Daryono juga pernah mengemukakan bahwa wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung secara tektonik merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang menjadikan kawasan itu masuk dalam daerah rawan terjadi gempa.

"Disebut seismik aktif, karena hasil monitor BMKG di daerah itu sering terjadi gempa dengan berbagai variasi dan kedalaman," ujarnya.

Terkait kompleksitas, lanjut dia, daerah itu merupakan daerah jalur gempa aktif seperti keberadaan sesar atau patahan Cimandiri, Padalarang, Lembang, Cirata, dan masih banyak lagi sesar-sesar minor yang berada di wilayah tersebut.

"Sehingga, kawasan tersebut menjadi kawasan gempa secara permanen," tuturnya.

Baca:
Sepanjang September 2024, Indonesia Diguncang 5 Gempa Merusak

Sukabumi dan sekitarnya, bahkan Cianjur dan sekitarnya sudah beberapa kali dilanda gempa dengan kekuatan menengah. Sejak tahun 1900 hingga kini, gempa yang melanda Sukabumi dan sekitarnya secara rata-rata berkekuatan 5 skala richter (SR).

BMKG menyampaikan sejarah mencatat sebanyak 15 kali gempa merusak terjadi di kawasan Cianjur-Sukabumi sejak 1844 hingga kini.

"Untuk pertama kalinya, gempa Cianjur-Sukabumi tercatat pada tahun 1844. Sebelum tahun 1844 pernah juga terjadi gempa, tapi tidak tercatat," ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Selasa (22/11/2022).

Setelah 1844, wilayah Sukabumi-Cianjur pernah dilanda gempa pada tahun 1879, 1900, 1912, 1969, 1973, 2000, 2011, dua kali di 2012, 2020, kemudian 2022, 2023, dan terakhir di 2024 sudah dua kali yakni pada 15 September lalu dan hari ini.

Sebagai informasi, Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergerakan baik berupa geseran, naik atau turun, demikian definisi menurut laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Disebutkan dalam Jurnal Universitas Padjadjaran (Unpad) Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 berjudul Tektonik Sesar Cimandiri Provinsi Jawa Barat, terdapat enam struktur sesar regional di wilayah Jawa Barat, yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Cipeles, Sesar Baribis, Sesar Lembang, Sesar Pelabuhan Ratu, dan Sesar Citanduy.

Dari 6 struktur itu, Sesar Cimandiri yang paling berperan terhadap sebaran batuan berumur Paleogen di permukaan. Paleogen adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan ronde pertama dari era Kenozoikum dan berlanjut selama 42 juta tahun, selang 65-23 juta tahun yang lalu.

Paleogen ini terdiri dari kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen pada periode Neogen.

Baca:
Ancaman Megathrust Nyata, Rumah Anti-Gempa Ala Jepang Dijual di RI

Sejumlah peneliti meyakini Sesar Cimandiri sebagai sesar mendatar dekstral yang terbentuk sebagai hasil reaktivasi dari sesar-sesar tua ketika subduksi zaman Kapur berlangsung. Peneliti lainnya menyimpulkan berbeda, yaitu sebagai sesar naik yang terbentuk pada Akhir Tersier atau berumur post-Miosene Tengah.

Jalur Sesar Cimandiri melintasi Perbukitan Jampang, Perbukitan Warungkiara, Perbukitan Walat dan Perbukitan Rajamandala. Segmen bagian barat membentang mulai dari Pelabuhanratu hingga Perbukitan Walat, sedangkan segmen bagian timur membentang mulai dari perbatasan Sukabumi-Cianjur hingga mencapai Gunung Tangkuban Perahu (Bandung Utara).

Sesar Cimandiri segmen barat, kelurusan Sesar Cimandiri dicirikan dengan adanya kelurusan Lembah Cimandiri yang diapit oleh Perbukitan Jampang di bagian selatan dan Perbukitan Walat-Warungkiara yang berada di sebelah utaranya. Jalur sesar Cimandiri bagian timur, berada di bagian utara dari rangkaian perbukitan Rajamandala.

Peta Jalur Sesar Cimandiri (Jurnal Unpad: unpad.ac.id)Peta Jalur Sesar Cimandiri (Jurnal Unpad: unpad.ac.id)

BMKG membagi Sesar Cimandiri menjadi 3 segmen yakni Segmen Cimandiri, Segmen Nyalindung-Cibeber, dan Segmen Rajamandala.

Jawa Barat Dikelilingi Sesar Aktif

Jawa Barat diketahui dilintasi oleh tujuh sesar besar yang kini statusnya aktif. Bahkan, dua diantaranya melewati wilayah Jabodetabek.

Sesar yang ada di Jawa Barat dan beberapa melewati Jabodetabek hadir karena tumbukan lempeng tektonik Indo-Australia di selatan Pulau Jawa. Tumbukan ini berlangsung setiap saat dan kemudian menyebar dan dikonversi menjadi energi kinetik.

Sesar ini biasanya bergerak di bidang-bidang daerah tanah lunak atau lemah. Jawa Barat memiliki sejumlah sesar aktif dan kecil yang sudah dipetakan.

Namun, tetap harus waspada karena potensi sesar yang belum terpetakan juga bisa menimbulkan gempa bumi di kemudian hari. Lalu apa saja sesar aktif yang ada di Jawa Barat? Berikut daftarnya.

Sepanjang 2024, ada tiga sesar besar di Jawa Barat menyebabkan gempa dengan kekuatan menengah. Adapun dua sesar tersebut yakni Sesar Cileunyi-Tanjung Sari yang menyebabkan gempa Sumedang pada awal tahun ini, Sesar Garut Selatan (Garsela) yang menyebabkan gempa Kabupaten Bandung pada 18 September lalu, dan Sesar Cimandiri yang menyebabkan Gempa Sukabumi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">