Media asing berbasis di Singapuramenyoroti demonstrasi seribuan pengendara ojek online (ojol) di Jakarta, Indonesia, hari ini Kamis (29/8).

Channel NewsAsia(CNA) dalam artikel berjudul "Indonesian app-based motorcycle taxi drivers strike in protest over low pay" melaporkan aksi protes dan mogok kerja ini diikuti lebih dari seribu ojol di sejumlah kota.

Lihat Juga : Daftar Negara Pemasok Senjata Hamas buat Serang Israel, 2 dari Eropa

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi itu pun membuat masyarakat mengeluhkan layanan ojol yang lambat di media sosial.

"Pengemudi Wandi mengatakan dia bekerja selama 10 jam setiap hari tetapi hanya menghasilkan kurang dari 150.000 rupiah (US$9,73) nyaris setiap hari. Ini berarti penghasilan hariannya di bawah upah minimum Jakarta sebesar Rp5 juta," tulis CNA.

Ribuan pengemudi ojek online berdemonstrasi di depan gedung Kominfo pada Kamis (29/8).

Lihat Juga : Swedia Dakwa Dua Pembakar Al Quran Salwan Momika dan Najem

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan ada dua tuntutan utama yang dibawa dalam aksi demo ini.

Pertama, persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen. Kedua, permintaan untuk melegalkan pekerjaan driver ojek online dalam undang-undang.

Sejalan dengan itu, Koalisi Ojol Nasional (KON) juga menuntut agar pemerintah menerbitkan aturan mengenai batas tarif bawah biaya pengantaran barang dan makanan.

Lihat Juga : Kenapa Wilayah Timor Leste Terbagi 2 Ada yang Masuk RI?

Pasalnya, aturan yang ada selama ini masih belum mengatur besaran layanan jasa pos komersial. Sehingga besaran biaya dilakukan secara sepihak dari aplikator dan memberatkan para mitra.