Presiden Yoon Suk Yeol memerintahkan penyelidikan segera terhadap kasus kejahatan pornografi dengan teknologi deepfake yang tengah menggegerkan Korea Selatanpekan ini.

"Baru-baru ini video deepfake yang menargetkan individu yang tidak disebutkan namanya, telah menyebar dengan cepat melalui media sosial," kata Yoon dalam rapat kabinet, seperti dikutip AFP.

"Banyak korban yang masih di bawah umur, dan sebagian besar pelaku juga telah diidentifikasi sebagai remaja," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru-baru ini para mahasiswa di sebuah universitas disebut mengelola ruang obrolan atau chat room ilegal di Telegram, dan membagikan materi pornografi deepfake tentang rekan-rekan perempuannya.

Pelaku disebut menggunakan platform media sosial seperti Instagram, untuk menyimpan atau mengambil layar (screenshot) akun korban, yang digunakan untuk membuat materi pornografi deepfake.

"Masalah terbesar dengan pelehan seksual daring adalah penghapusannya sangat sulit. Korban sering kali menderita," kata aktivis hak-hak perempuan di Korsel, Baek Bok Joo.

Lihat Juga : Australia Akan Kurangi Terima Mahasiswa Asing Termasuk RI, Ada Apa?

Presiden Yoon yang menjabat sejak 2022 dengan janji kampanyenya menghapus Kementerian Kesetaraan Gender. Menurut para pendukungnya, langkah itu adalah bagian dari "feminisme radikal" yang ketinggalan zaman.

Sebelum jadi presiden, Yoon juga mengklaim perempuan Korsel tidak mengalami diskriminasi gender, meski ada bukti yang bertentangan seperti kesenjangan upah hingga partisipasi kerja bagi perempuan.