NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun– Tindak asusila dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak harus segera diberantas.

Pasalnya, korban tindak kekerasan dan asusila tersebut cenderung mengalami trauma. Seperti yang terjadi di Ngawi ini.

Bunga (bukan anama sebenarnya), balita berumur empat tahun mengalami trauma berat pascatindak asusila yang dilakukan oleh kakeknya sendiri.

Baca Juga: Miris, Bocah Umur Empat Tahun di Ngawi Jadi Korban Asusila Kakek Sendiri, Kapolres: Tersangka Mengancam...

Pelaku yang berumur 70 tahun itu dilaporkan telah melakukan aksi bejatnya terhadap korban sebanyak lebih dari lima kali.

Trauma yang dialami korban itu terlihat dari hasil asesmen tim psikolog dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana (DPPPA KB) Ngawi.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala UPTD Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DPPPA KB Ngawi Gatot Kariyanto.

Baca Juga: Pelanggaran Keimigrasian Pekerja Asing di Ngawi, DPPTK Sebut TKA Tak Lapor saat Pindah Tempat Kerja

"Setiap melihat kakek-kakek berambut putih dan badan besar, pasti dia takut dan menangis," ujarnya, Senin (9/9).

Gatot menyampaikan, pihaknya terus melakukan pendampingan kepada korban. Baik psikis maupun medis.

Sebab, hingga kini korban masih menderita sakit pada bagian organ vitalnya dampak dari kekerasan seksual yang dialaminya.

Baca Juga: Supangat Pilih Akhiri Hidup Tertabrak KA Majapahit Lantaran Terbelit Kasus Dugaan Pencabulan Anak