warkoptoto3 login

idr88 link alternatif - UGM Buka Suara soal Spanduk Kritik Dicopot Saat Jokowi Kunker di DIY

2024-10-08 00:20:52

idr88 link alternatif,livesports808 persib,idr88 link alternatifSleman, CNN Indonesia--

Dua buah spanduk bernada kritik terhadap pemerintah yang dipasang para mahasiswa di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) mendadak diturunkan saat agenda kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke sejumlah titik di DIY, Rabu (28/8) kemarin.

Dari pihak aktivis mahasiswa menduga itu disengaja dilakukan kampus, namun pihak birokrat UGM membantahnya.

Salah satu mahasiswa dari Forum FH UGM Bergerak membeberkan soal spanduk-spanduk kritik yang 'hilang' saat Jokowi berkunjung ke RSUP dr Sardjito yang masih berada di lingkungan kampus UGM di Sleman, DIY tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Demo Jogja Memanggil di Gedung Agung Saat Jokowi Kunker di DIY

Dua spanduk itu sendiri, menurutnya, dipasang di Gedung B sejak 25 Agustus 2024 lalu di tengah penyelenggaraan acara Angkringan Darurat di FH UGM. Kegiatan ini bagian dari gerakan mengawal putusan MK terkait persyaratan pencalonan Pilkada.

Akan tetapi, lanjut dia, pada Rabu (28/8) kemarin, spanduk, poster dan bannerbuatan para civitas akademika FH UGM itu sudah hilang.

"Kawan-kawan pergerakan mahasiswa UGM semua menaruh atensi untuk kejadian tersebut. Ada isu bahwa terdapat 'tekanan' dari rektorat, mengingat kemarin waktunya bersamaan dengan kunjungan presiden (Joko Widodo) ke UGM (RSUP dr. Sardjito) kemarin," katanya.

"Dari teman-teman mahasiswa tidak ada (yang menyaksikan penurunan spanduk), karena penurunan dilakukan secara tiba-tiba tanpa koordinasi terlebih dahulu dengan teman-teman gerakan," sambung dia.

Lihat Juga :
Media Asing Ramai-ramai Mulai Telisik soal Jet Pribadi Kaesang

Ia melanjutkan, para mahasiswa baru mengetahui spanduk mereka disimpan di dalam gudang setelah menanyakan langsung kepada petugas Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (PK4L) yang bertugas di area FH UGM kemarin sore.

Selanjutnya para mahasiswa berusaha mencari tahu alasan di balik penurunan spanduk-spanduk kritik itu. Berdasarkan informasi yang diterima mereka dari dekanat, penurunan menyangkut agenda kunjungan donatur ke FH UGM.

"Gedung B adalah bagian dari gedung yang menerima bantuan pendonor yang minggu ini seluruh gedung akan divisitasi oleh pendonor. Dekan kemudian memberikan izin banner dipindahkan ke gedung lain yang tidak ada kaitannya dengan (program) donor," jelasnya.

Ia menambahkan, sejauh ini para mahasiswa tak ada yang mendapat tekanan langsung dari kampus mengenai pemasangan spanduk bernada kritik ini. Kendati, klaimnya, beberapa dosen yang simpati dengan pergerakan mahasiswa juga mempertanyakan alasan di balik penurunan spanduk ini.

Dosen Hukum Tata Negara FH UGM, Herlambang Wiratraman sementara itu mengaku belum mengetahui detail kejadian penurunan spanduk ini. Tapi, dia menyayangkan apabila benar spanduk diturunkan lantaran kampus tunduk terhadap tekanan.

"Yang jelas, bila ini benar, tekanan ini menunjukkan UGM belum bisa melepaskan tekanan politik kekuasaan terhadap kampus, dan jelas bertentangan dengan jaminan kebebasan akademik, kebebasan menyampaikan pendapat," kata Herlambang saat dihubungi.

Lihat Juga :
Demo di Jogja Kecam soal Gas Air Mata: Rakyat Bukan Sasaran Tembak

Terpisah, Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi Antonius membantah rektorat terlibat penurunan spanduk ini. Ia juga menyangkal rektor telah memberikan tekanan kepada dekan FH, termasuk soal kaitannya dengan agenda kunjungan kerja Jokowi.

"Mboten(tidak benar), mas," kata Andi Sandi saat dihubungi.

Andi Sandi bilang penurunan spanduk dilakukan jajaran dekanat FH sendiri. Alasannya, kata dia, kemarin berlangsung kunjungan oleh donatur pembangunan gedung.

"Sampun(sudah) disampaikan dekanat sebenarnya alasannya (kepada mahasiswa) dan tidak ada hubungannya dengan kunjungan RI 1 [Jokowi]," kata dia.

"Penurunan itu bukan berarti tidak boleh dipasang atau mengungkapkan pendapat namun hanya penempatannya saja. FH tetap membolehkan memasang di lingkungan FH, meskipun tempatnya tidak di tempat semula," sambung Andi Sandi.

(kid/kid)