warkoptoto3 login

rtp mahjong138 - Apakah KTT G20 Bali Bisa Meredakan Tensi Konflik Global?

2024-10-07 21:48:58

rtp mahjong138,statistik tim nasional sepak bola argentina vs tim nasional sepak bola prancis,rtp mahjong138Jakarta, CNN Indonesia--

Kepala negara anggota G20banyak yang menggelar pertemuan di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) forum tersebut di Bali yang berlangsung 15-16 November.

Beberapa yang melakukan bilateral yakni Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dengan China, dan PM Inggris Rishi Sunak dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Lihat Juga :
Pidato Lengkap Jokowi saat Buka KTT G20 Bali

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Forum ini tidak banyak diprediksi dapat meredakan konflik global, tapi sebetulnya diekspektasikan menjadi kepanjangan polarisasi politik," kata Waffa saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (14/11).

Sebagai kepanjangan polarisasi, G20 tak punya kemampuan khusus untuk mendamaikan pihak yang berkonflik. Menurut Waffa, biasanya forum itu cerminan posisi dan dinamika yang sedang terjadi.

Ia juga menyoroti bahwa pertemuan sela di G20 itu tak akan menghasilkan sesuatu yang melawan arus. Kecuali jika forum tersebut bisa menjadi ajang bertukar pikiran dan saling memahami posisi satu sama lain.

Lihat Juga :
Zelensky Pamer Kemenangan Ukraina di Depan Menlu Rusia di KTT G20 Bali

"Karena forum ini tak dilengkapi dengan resolusi mekanisme konflik, dan kesepahaman penyelesaian konflik," ujar Waffa lagi.

Kesenjangan antara negara-negara Asia seperti India, China, dengan Barat juga menjadi masalah.

Indonesia, India, China, serta negara Asia lain ingin forum ini khusus membahas ekonomi dan pembangunan. Mereka juga ogah acara ini diganggu agenda politik keamanan.

Sementara itu, negara Barat ingin pertemuan puncak G20 membahas isu-isu politik keamanan.

"Jadi diprediksi akan ada clash di situ," ujar Waffa lagi.

Sebelum KTT G20, Biden bakal bertemu Xi Jinping hari ini, Senin.

Lihat Juga :
Kilas InternasionalXi Jinping Wanti-wanti Biden di Bali hingga 17 Kepala Negara Hadir G20

Target Biden, lanjut Waffa, untuk membahas posisi China atas perang Rusia di Ukraina dan potensi konflik soal Taiwan.

"Biden sepahaman saya targetnya hanya untuk bertukar secara intim atas batas-batas kepentingan masing-masing AS dan Tiongkok [China,]" ujar dia.

Usai mengetahui batas tersebut, barulah Biden akan menanyakan peran seperti apa yang bisa dilakukan Xi terkait perang di Eropa Timur itu.

Waffa juga menggarisbawahi kedua negara itu tak saling percaya dalam banyak hal. Pertemuan ini, katanya, bisa menjadi kesempatan untuk membangun posisi-posisi dasar supaya timbul kepercayaan.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah juga menyatakan hal serupa.

"Bertemunya dua kepala negara AS dan China sangatlah penting. Karena berpotensi meningkatkan rasa saling percaya di antara keduanya. Juga memungkinkan keduanya saling mengamati apa yang menjadi kekhawatiran masing-masing," kata Rezasyah.

Lihat Juga :
Momen Biden Semringah-Salam Hormat ke Jokowi saat Tiba di Lokasi G20

Namun, diyakini pertemuan kedua negara adi daya itu bisa mengurangi tensi. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, demikian menurut Waffa.

"Bergantung dari seberapa terbuka atau seberapa lunak posisi yang dibawa ketika pertemuan. Kalau yang dibawa adalah tuntutan, sulit meredakan tensi," ungkap Waffa.

Ia kemudian berujar, "Kalau yang dibawa adalah usaha mendengar dan memahami (walaupun beda pendapat), ada kemungkinan bisa meredakan tensi, atau bahkan memulai gestur-gestur kesepakatan bersama."

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Pertemuan bilateral lain yang berlangsung yakni antara Xi dan Albanese, hari ini.

Beberapa tahun belakangan, hubungan China-Australia tak harmonis. Terlebih perdana menteri sebelumnya, Scott Morrison yang dianggap terlalu condong ke Barat.

Lihat Juga :
Daftar 17 Kepala Negara yang Hadir KTT G20 di Bali

Mereka berselisih atas berbagai konflik. Mulai dari muasal Covid-19, perselisihan di kawasan Asia-Pasifik hingga embargo impor barang tertentu.

Sebelum bertemu Xi, Albanese sempat bertemu dengan Perdana Menteri China Le Keqiang di Kamboja pekan lalu.

Dari pertemuan tersebut, muncul dugaan reparasi hubungan untuk saling mencari titik tengah.

"Nanti pertemuan di Bali ya saya kira sifatnya akan sama, yakni membuka posisi, bertukar gestur baik. Belum ada target spesifiknya, tapi mereka kejar dialognya bangun pengertian," jelas Waffa.

Ia melihat ada potensi baik usai pertemuan Albanese dan Xi Jinping di Bali.

Lihat Juga :
Momen Biden Semringah-Salam Hormat ke Jokowi saat Tiba di Lokasi G20

Waffa juga menyoroti nihilnya pertemuan bilateral antara AS dan Arab Saudi di sela KTT G20.

Menurut dia, Biden tak bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) membuat komunikasi kedua pihak itu dipertanyakan.

"Terutama terkait isu pemotongan produksi minyak dari Arab Saudi," ujar pengamat itu.

Oktober lalu, AS menuduh Saudi bekerja sama dengan Moskow untuk mengurangi produksi minyak. Tudingan ini muncul setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC+) akan memangkas target produksi minyak sebesar dua juta barel per hari.

Biden bahkan mengancam akan ada konsekuensi soal sikap Saudi terkait minyak.

Lihat Juga :
3 Poin Penting Pidato Jokowi saat Buka KTT G20 di Bali

Namun, Menteri Luar Negeri Saudi, Adel Al-Jubeir, membantah tuduhan itu.

"Arab Saudi tidak berpihak pada Rusia. Arab Saudi berada di pihak untuk mencoba memastikan stabilitas pasar minyak," ucap Al-Jubeir.

Al-Jubeir membantah ada motif politik dalam keputusan tersebut. Ia juga mengatakan pemangkasan produksi dilakukan untuk menghindari perubahan besar dalam harga minyak.