warkoptoto3 login

slotindo.shop - Bisakah Satgas Impor Ilegal Jaga Industri RI dari Banjir Produk Asing?

2024-10-08 01:50:56

slotindo.shop,apk live streaming bola hd,slotindo.shopJakarta, CNN Indonesia--

Pemerintah tengah getol memberantas barang impor ilegal. Mereka berpendapat barang-barang 'haram' itu menjadi biang kerok lesunya industridalam negeri, khususnya manufaktur.

Untuk langkah awal, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) pun membentuk satuan tugas (satgas) pemberantas impor ilegal. Ia menyebut tim tersebut bakal diresmikan dan mulai beroperasi pekan ini.

Satgas pun akan fokus pada tujuh komoditas, yakni tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, kosmetik, barang tekstil jadi, dan alas kaki. Terkait anggotanya, Zulhas mengatakan bakal menggandeng Kejaksaan Agung (Kejagung), Polri, kementerian/lembaga terkait, dan Kadin Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembentukan satgas ini juga tak lepas dari desakan berbagai pihak yang mengeluh industri tekstil dalam negeri lesu. Fenomena tersebut diklaim terjadi karena produk dalam negeri kalah saing dengan produk impor China yg lebih murah.

Setidaknya itu yang dikatakan, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN). Presiden KSPN Ristadi menyebut tingkat pesanan yang masuk ke sejumlah pabrik tekstil di Indonesia terus menurun. Imbas lesunya penjualan itu, mereka harus melakukan efisiensi, salah satunya dengan PHK karyawan.

KSPN mencatat sekitar 13.800 buruh tekstil sudah terkena PHK dari Januari 2024 hingga awal Juni 2024 imbas masalah itu. PHK yang terjadi di Jawa Tengah lebih masif. Ia mencatat pabrik-pabrik yang terdampak, misalnya di Grup Sritex.

Ia mencontohkan tiga perusahaan di bawah grup Sritex yang mem-PHK sejumlah karyawannya. Ada PT Sinar Pantja Djaja di Semarang, PT Bitratex di Kabupaten Semarang, dan PT Djohartex yang ada di Magelang.

Zulhas mengatakan berdasarkan temuan awal, data impor dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan data dari negara asal berbeda. Data ekspor ke Indonesia dari negara asal jauh lebih besar dibanding data impor di BPS. Artinya, terdapat barang ilegal yang masuk ke Indonesia.

Lihat Juga :
KCIC Buka Suara soal Proyek Whoosh Rugikan WIKA Rp7,12 T

Kendati, Zulhas tak merinci berapa perbedaan jumlah yang ia maksud.

Namun, berdasarkan data yang dipaparkan bahan paparan Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), data impor dan ekspor dari International Trade Center (ITC) dan BPS memang terlihat jomplang. Hal ini bahkan terjadi sejak 2004.

Misalnya, data impor pakaian jadi dari China pada 2004 berdasarkan data BPS mencapai US$1,18 juta. Padahal, data ekspor pakaian jadi China ke Indonesia berdasarkan data ITC mencapai US$46,4 juta.

Dengan kata lain ada selisih sekitar US$45 juta pakaian impor dari China. Angka ini pun bisa diindikasikan sebagai pakaian impor ilegal dari China.

Pada 2023 pun angkanya tak kalah besar. Data impor pakaian jadi dari China berdasarkan data BPS mencapai US$118,8 juta. Sementara data ekspor dari China ke RI berdasarkan data ITC mencapai US$269,5 juta.

Artinya, ada selisih sekitar US$150,7 juta barang China yang masuk ke Indonesia. Barang ini pun disinyalir masuk secara ilegal.

Lihat Juga :
Penjelasan WIKA soal Kereta Cepat Whoosh Rugikan Perusahaan Rp7,12 T

Lantas, apakah satgas impor ilegal bentukan Zulhas itu mampu memberantas masalah tersebut?

Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho berpendapat yang perlu dilibatkan dalam satgas jangan cuma Kejagung dan Polri saja. Tapi, TNI juga perlu diikutsertakan.

Pasalnya, impor ilegal umumnya banyak masuk ke pelabuhan-pelabuhan kecil atau tikus.

"Ini mekanisme pengawasannya juga dikatakan harus melibatkan aparat penegak hukum terkait, jadi semua stakeholder penegak hukum harus dilibatkan," kata Andry kepada CNNIndonesia.com.

Setelah itu, payung hukum untuk pembentukan satgas harus segera dibuat. Adapun payung hukum bisa berbentuk keputusan presiden (keppres).

Menurut Andry, koordinasi mengenai satgas impor ilegal harus sudah disampaikan pada presiden. Jangan sampai satgas hanya menjadi gimmick saja jika tak punya landasan hukum.

Lihat Juga :
ANALISISBisakah Penyakit di BUMN Farmasi Disembuhkan?

Ia menilai tanpa penegak hukum dan landasan hukum maka satgas bakal sulit untuk menindak impor ilegal.

Andry berpendapat satgas bisa mulai memberantas impor ilegal dari berbagai saluran. Satgas harus bekerja secara paralel.

Artinya, ada yangtracingdari retail maupun onlinedan offline channel, yang diduga menjual produk impor ilegal menuju supplier nya siapa.

Lalu, ada juga dilakukan kegiatan intelijen juga untuk wilayah-wilayah perairan yang sekiranya masuk melalui pelabuhan tikus yang tidak terdeteksi.

"Ada juga pengawasan antara bea cukai (bea cukai dalam negeri dan luar negeri)," kata Andry.

Lihat Juga :
Faisal Basri Wanti-wanti Jokowi Wariskan Bom Waktu ke Prabowo

Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita berpendapat sebenarnya akar masalah impor ilegal adalah kebijakan tarif yang terus menerus naik.

Hal itu pun akhirnya menciptakan disparitas harga yang cukup tinggi atas harga barang impor di dalam negeri. Walhasil, dengan menerobos aturan yang ada, barang ilegal bisa dijual murah di dalam negeri karena tidak harus membayar bea masuk dan segala macam pajak barang impor.

"Jadi akar masalahnya di sana. Coba bayangkan jika tarif bea masuk tidak tinggi, maka pelaku impor ilegal akan memilih untuk melakukan impor melalui mekanisme formal yang ada, karena tidak berisiko ditangkap dan lain-lain di satu sisi dan perbedaan harganya tidak terlalu besar di sisi lain," jelas Ronny.

Lihat Juga :
Kemenperin Ungkap Cara 'Licik' China Akali Aturan Impor Keramik RI

Dengan kata lain, maraknya impor ilegal adalah imbas dari kebijakan tarif dan spirit proteksionisme yang berlebihan. Oleh karena itu, jika pemerintah memilih melawan impor ilegal ketimbang mengintrospeksi diri soal kebijakan impor, maka upaya untuk itu harus sangat-sangat ekstra.

Upaya pertama, dibutuhkan sistem pengawasan lintas batas ataucross borderyang canggih dan dukungan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Sebab, Indonesia sangat luas.

Banyak sekali pelabuhan tikus yang berada jauh di luar jangkauan otoritas. Sehingga, biaya untuk memerangi impor ilegal akan sangat besar.

Kedua, dibutuhkan integritas yang sangat tinggi dari semua aparat. Ini perlu agar importir ilegal tidak mudah melakukan negosiasi di bawah meja dengan aparat.

[Gambas:Photo CNN]

Sayangnya, kata Ronny, track recordpejabat kita sangat buruk soal ini. Bahkan indeks persepsi korupsi kita hari ini justru makin memburuk.

"Jadi apakah aparat seperti kepolisian, kejaksaan, bea cukai, bisa melawan impor ilegal, saya sangat tidak yakin. La wong melawan judi onlinesaja mereka tak berdaya, ya toh?" kata dia.

Ronny pun menilai motif pemerintah untuk melindungi produsen lokal dari barang impor dengan kebijakan melawan impor ilegal adalah kurang tepat. Sebab, di era keterbukaan global seperti hari ini, memberlakukan kebijakan tarif tinggi dan berorientasi proteksionis akan membuat industri dalam negeri justru semakin tertinggal.

Upaya melawan impor ilegal ini, menurut Ronny, justru kebijakan yang diambil pemerintah karena tak mau keluar uang banyak untuk membangun dan mengupgrade sektor industri dan manufaktur. Padahal, langkah yang paling produktif dan sustainable agar industri tidak kalah bersaing adalah membangun daya saing.

"Langkah proteksionis seharusnya secukupnya saja. Langkah utama seharusnya dalam rangka menguatkan industri dalam negeri dengan segala instrumen fiskal dan moneter yang ada, baru setelah itu bicara melawan impor ilegal," ucap Ronny.

[Gambas:Video CNN]