MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Pemasangan alat penerangan jalan (APJ) program kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) memberikan banyak manfaat bagi warga Kabupaten Madiun.

Namun siapa sangka APJ yang di-launchingpada 18 Juli 2023 lalu juga mendapat aduan dari warga. ‘’Aduan disampaikan melalui nomor hotline yang disediakan,’’ ungkap Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Madiun Rena Meta Wardhani.

APJ dinilai mengganggu pertumbuhan padi petani di Desa Lembah, Kecamatan Dolopo. Aduan itu pun ditindaklanjuti dengan dilakukan pemeriksaan ke lokasi bersama Badan Usaha Pelaksana (BUP).

Siapa sangka memang ada perbedaan tumbuh padi. ‘’Yang jauh dari APJ padinya menguning seperti siap panen, sedangkan yang di bawah APJ justru lebih hijau tetapi bulir padinya kopong,’’ bebernya.

Apakah kondisi padi benar-benar disebabkan adanya APJ? Rena belum berani menyimpulkan. Permintaan pemadaman lampu sementara selama tiga minggu pun diiyakan. Itu mengingat lokasi tersebut masih tersinari lampu rumah warga.

Dishub dan BUP sekadar meminta surat resmi melalui pemdes agar tidak disalahkan. Pun sosialisasi pemdes tentang pemadaman APJ ke warga. Maklum Dishub dan BUP punya tanggung jawab menggaransi lampu terus menyala. ‘’Sambil nanti dilihat apakah memang ada pengaruh setelah dimatikan,’’ imbuhnya.

Atas aduan kajian bakal dilakukan. Pun menggandeng Dinas Pertanian dan Perikanan (Disperta) Kabupaten Madiun. Meski begitu, sejumlah opsi sempat muncul dalam penanganan kondisi tersebut seandainya benar.

Sudut penerangan lampu APJ bakal diubah. Tidak sampai mengarah ke lahan pertanian warga. Bisa juga dengan menutup bagian pancaran sinar yang mengarah ke tanaman warga dengan skotlet atau lapisan skotlet atau lainya agar lebih redup. ‘’Tapi sebelumnya kami lihat kondisi pasca pemadaman dan kajian,’’ jelasnya. (odi/aan)