MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Bulan ini Magetan menghadapi puncak musim kemarau. Prediksi itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Namun demikian, beberapa wilayah di Magetan pada awal bulan ini masih diguyur hujan.

Anomali ini diperkirakan akibat pengaruh gelombang Rossby Ekuator yang mempengaruhi cuaca.

Baca Juga: Mike Kleijn, Pemain Keturunan Grade A yang Rumornya Bakal Dinaturalisasi: Track Rekornya Ngeri!

‘’Secara teori, berdasarkan data BMKG, puncak kemarau di Magetan memang diperkirakan terjadi bulan ini,” ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Sawahan Nganjuk Sumber Harto, Jumat (2/8).

Sesuai prediksi, puncak kemarau terjadi pada Agustus, sementara awal musim penghujan diperkirakan baru akan dimulai November mendatang.

Hujan yang masih mengguyur lebih karena efek gelombang Rossby Ekuator yang bergerak horizontal dan mempengaruhi iklim.

‘’Gelombang ini dapat mengubah kondisi iklim saat ini,” jelasnya.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 2: Persibo Bojonegoro Umumkan Kedatangan Tiga Pemain Baru

Ia juga menambahkan bahwa meskipun prakiraan cuaca menunjukkan puncak kemarau bulan ini, bukan berarti hujan tidak akan turun sama sekali.

‘’Kami mengimbau agar selama musim kemarau, masyarakat tidak membakar apapun secara sembarangan,” pesan Harto.

‘’Selain itu, jaga kesehatan dengan asupan gizi dan mineral yang cukup,” pungkasnya. (ril/naz)