warkoptoto3 login

joss77 - Akankah Rusia Bantu Iran dalam Perang dengan Israel?

2024-10-08 04:09:54

joss77,unipin domino island,joss77Jakarta, CNN Indonesia--

Serangan Iran terhadap Israelpada Sabtu (13/4) lalu menggemparkan dunia lantaran melibatkan lebih dari 300 proyektil.

Gempuran yang dilancarkan dari berbagai perbatasan negara proksi Iran itu diklaim sebagai pembelaan diri atas serangan udara Israel di Konjen Irandi Damaskus, Suriah, 1 April lalu. Serangan di Kedubes Iran menewaskan sejumlah personel Garda Revolusi (IRGC), termasuk dua jenderal.

Lihat Juga :
Media Asing Soroti Ledakan Turis: Tak Seperti Bali yang Dulu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat Israel yang dibantu habis-habisan oleh negara-negara Barat sekutunya, publik pun bertanya-tanya apakah Rusia bakal membantu Iran dalam perselisihan kedua negara Timur Tengah tersebut.

Pasalnya, Iran selama ini dituding memasok senjata untuk Rusia dalam invasinya di Ukraina. Iran telah membantah tuduhan tersebut.

Akankah Rusia membantu Iran?

Dilansir dari National Interest, ketegangan antara Iran dan Israel buntut serangan Zionis di Kedubes Iran di Suriah telah memicu kekhawatiran bahwa hal tersebut bisa meletuskan eskalasi konflik di Timur Tengah.

Lihat Juga :
Israel Disebut Dilema Mau Balas Serangan Iran

Timur Tengah saat ini sudah mendidih lantaran perang Israel dan kelompok Hamas Palestina yang telah berlangsung sejak awal Oktober.

Situasi di Timur Tengah ini pada dasarnya bisa memberikan 'napas segar' bagi Rusia untuk mengalihkan perhatian negara-negara Barat dari invasinya di Ukraina. Akan tetapi, Moskow berpotensi mengalami kerugian apabila perang Timur Tengah betul-betul meluas.

Sejak beberapa dekade terakhir, Rusia sudah menghabiskan waktunya demi memiliki pengaruh di kawasan tersebut. Biasanya, Rusia akan mengambil keuntungan dari konflik-konflik lokal, seperti misalnya Libya dan Suriah.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Di Libya, Rusia mengeksploitasi perang saudara di negara itu untuk membangun pijakan. Sementara di Suriah, Kremlin menyelamatkan rezim Assad dari kehancuran pada 2015 hingga akhirnya mampu mendirikan pangkalan militer di Tartus dan Khmeimim.

Pada 2019, setelah penarikan pasukan AS dari Suriah, Rusia membantu pasukan pemerintah Suriah mendapatkan kembali kendali atas timur laut negara itu.

Lihat Juga :
Iran Buru-buru Tutup Fasilitas Nuklir usai Gempur Israel

Meski Rusia mampu memanfaatkan ketidakstabilan di Suriah dan Libya untuk memantapkan posisinya sebagai penjamin keamanan regional, Kremlin tak bisa demikian terkait konflik Iran dan Israel.

National Interest menyebut hal ini ada kaitannya dengan invasi Rusia di Ukraina hingga kegagalan Rusia mengintervensi konflik Azerbaijan-Armenia.

"Ini menunjukkan bahwa Rusia saat ini tidak memiliki kapasitas untuk bertindak sebagai kekuatan stabilisasi di bidang pasca-Soviet, apalagi Timur Tengah," tulis National Interest.

"Tanda-tanda lain menunjukkan bahwa pengaruh Rusia di Timur Tengah mungkin telah memudar," lanjut artikel tersebut.

Evolusi hubungan Rusia-Iran disebut menjadi petunjuk mengenai status masa depan Rusia di Timur Tengah. Sejak memulai invasi dua tahun lalu, Rusia telah memperdalam hubungannya dengan Iran.

Lihat Juga :
Berani Gempur Israel, Kekuatan Militer Iran Nomor Berapa di Dunia?

Iran disebut-sebut memasok Moskow dengan kendaraan tak berawak, rudal balistik, hingga jet tempur. Namun, Iran membantah telah memasok Rusia.

Dugaan hubungan ini menempatkan Rusia dalam dua posisi berlawanan. Selain menjadi sinyal bahwa pengaruh Rusia di Timur Tengah menguat, hubungan Rusia dengan Iran juga bisa menandakan bahwa peran Kremlin cuma bakal bergantung pada Iran.

Konflik regional yang lebih luas terutama antara Iran dan Israel akan membatasi kemampuan Teheran untuk memasok persenjataan ke Rusia.

Teheran, sebaliknya, kemungkinan akan menuntut lebih banyak dukungan kepada Rusia di saat Kremlin justru tak bisa menyediakannya karena selama ini hanya bergantung pada Iran.