Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) ditutup di level 7.059 pada Senin (5/8) sore. Indeks saham terbakar 248,46 poin atau minus 3,40 persen dari perdagangan sebelumnya.

Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp13,77 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,43 miliar saham.

Pada penutupan kali ini, 62 saham menguat, 592 terkoreksi, dan 134 lainnya stagnan. Terpantau, semua indeks sektoral melemah dipimpin oleh sektor energi, yakni anjlok 4,94 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Asia, bursa saham Eropa ikut terbakar. Terpantau indeks FTSE 100 di Inggris minus 2,10 persen, indeks DAX di Jerman turun 2,27 persen, dan indeks CAC 40 di Prancis melemah 1,86 persen.

Sedangkan, bursa saham AS kompak berada di zona hijau. Indeks S&P 500 turun 1,84 persen, indeks NYSE Composite minus 1,79 persen, dan indeks NASDAQ Composite melemah 2,43 persen.

Pengamat Pasar Modal dari Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi kejatuhan IHSG sore ini dipicu ketidakpastian kondisi di AS, terlebih paska data pengangguran Negeri Paman Sam di atas ekspektasi pasar dan memicu gejolak di pasar keuangan.

"Peluang pemangkasan suku bunga kami lihat meningkat signifikan, dengan hingga akhir tahun diperkirakan akan berada di level 4 persen-4,25 persen per CME FedWatch," ujar Audi kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu dari data manufaktur global, termasuk Indonesia yang menunjukkan kontraksi dikhawatirkan menjadi sinyal perlambatan ekonomi juga menekan indeks. Apalagi, dalam 3 bulan terakhir Indonesia mengalami deflasi yang menambah ketidakstabilan dalam negeri.

"Hal ini kami lihat juga mempengaruhi psikologis investor dalam negeri, yang menggambar perlambatan ekonomi diperkirakan kian nyata," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]