Turki tengah menjadi perhatian usai Presiden Recep Tayyip Erdogan mengisyaratkan akan mengambil tindakan militer memasuki Israeluntuk membantu Palestina.

Erdogan mengatakan Turki harus menjadi kuat agar Israel tak terus melakukan kekerasan ke Palestina.

Turki merupakan salah satu negara yang kuat di bidang militer. Negara ini bahkan masuk 10 peringkat militer di dunia versi global fire power.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turki

Turki tak memiliki senjata nuklir. Mereka hanya berbagi senjata nuklir dengan anggota aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Pakta Pertahanan Kolektif (CSTO).

Pada 2019, sekitar 50 bom nuklir AS termasuk B61 tersimpan di pangkalan udara Negeri Paman Sam di Turki. Senjata ini sempat menjadi alat tawar Erdogan saat kedua negara bersitegang, demikian dikutip dari The Guardian.

Di tahun yang sama, Turki telah menunjukkan ketertarikan mereka terhadap nuklir. Erdogan sempat tak terima negara-negara bersenjata nuklir (nuclear-weapon states/NSW) melarang Ankara memiliki senjata itu.

"Beberapa negara punya rudal dengan hulu ledak nuklir, bukan satu atau dua. Tapi [mereka memberi tahu] kami tak bisa memilikinya. Saya tak bisa terima" kata Erdogan di Sivas, dikutip Reuters.

Di dunia hanya sedikit negara yang memiliki nuklir. Negara-negara bersenjata nuklir menurut Traktat Non-proliferasi Senjata Nuklir (NPT) adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan China.

Namun, Erdogan tak memberi informasi lebih lanjut apakah Turki punya rencana memiliki nuklir.

Turki menandatangani kepemilikan senjata nuklir, NPT, pada 1980. Negara ini juga meneken Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif pada 1996. Traktat tersebut melarang peledakan nuklir untuk tujuan apapun.

Meski tak punya senjata nuklir, Turki memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Mereka punya empat pembangkit listrik tenaga nuklir yang masih dibangun, demikian dikutip World Nuclear.

Israel

Sementara itu, Israel diduga memiliki senjata nuklir. Para pengamat meyakini mereka memiliki persenjataan nuklir cukup besar.

Namun, sejauh ini Israel selalu membantah dan tak pernah mengakui masalah nuklir. Sejumlah sumber menyebut Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir.

Program senjata nuklir Israel dimulai sejak pertengahan 1950-an. Saat itu, Perdana Menteri pertama David Ben Gurion, mulai menjajaki rencana asuransi nuklir untuk mengimbangi keunggulan kekuatan gabungan negara-negara Arab.

Lihat Juga : Apa itu Dataran Tinggi Golan?

"Tekad Ben Gurion untuk meluncurkan proyek nuklir adalah hasil dari intuisi strategis dan ketakutan yang berlebihan, bukan dari rencana yang dipikirkan dengan matang," kata sejarawan Avner Cohen, dikutip situs jurnal, Taylor & Francis.

Ben Gurion, kata Cohen, Israel perlu senjata nuklir sebagai jaminan jika tak bisa lagi bersaing dengan negara-negara Arab dalam perlombaan senjata dan sebagai senjata pilihan terakhir jika terjadi keadaan darurat militer yang ekstrem.

Ben Gurion menunjuk Shimon Peres yang kemudian menjadi perdana menteri Israel untuk memimpin program nuklir Israel.