Seorang mantan menteri pemerintah Singapura, Subramaniam Iswaran, dijatuhi hukuman satu tahun penjara pada hari Kamis (3/10) atas tuduhan korupsi.

Subramaniam Iswaran (62 tahun) mengaku bersalah menerima gratifikasi senilai lebih dari US$ 300 ribu termasuk tiket nonton balapan Formula 1 dan pertandingan Liga Inggris, perjalanan jet pribadi, serta akomodasi hotel.

Seperti dilansir UPI, Pengadilan Tinggi Singapura menjatuhkan hukuman penjara kepada pria yang pernah menjabat sebagao Menteri Transportasi ini atas empat tuduhan memperoleh barang-barang berharga dari dua pengusaha lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, satu tuduhan lain yakni menghalangi keadilan dengan menerima hadiah mulai dari barang-barang olahraga dan rekreasi dengan harga tiket luar negeri yang mahal hingga sepeda lipat "Brompton" dan alkohol.

Sebanyak 30 dakwaan lain berdasarkan pasal yang sama dari KUHP dipertimbangkan dalam sidang vonis hari Kamis setelah Iswaran divonis bersalah pada tanggal 24 September 2024.

Iswaran ditangkap pada Juli 2023 setelah Biro Investigasi Praktik Korupsi melakukan investigasi terhadap transaksi yang dilakukannya antara tahun 2017 dan 2022 dan pembayaran kembali tiket kelas bisnis senilai US$4.400 dari Doha ke Singapura pada Mei 2023, yang dibayar oleh salah satu pengusaha, yang oleh jaksa penuntut diduga bertujuan untuk mengecoh CPIB.

Hakim Vincent Hoong membatalkan hukuman 7 bulan yang diminta oleh jaksa penuntut dengan mengatakan bahwa Iswaran telah menyalahgunakan kekuasaannya dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, merujuk pada reputasi Partai Aksi Rakyat yang berkuasa, yang tercoreng akibat skandal tersebut.

Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan bahwa dia "sedih dan kecewa" dengan cara Iswaran mengakhiri kariernya. Padahal, dia dikenal sebagai veteran parlemen selama 25 tahun, dan pernah menjabat sebagai Menteri Komunikasi serta Menteri Perdagangan dan Industri Singapura.

Namun, Wong memperingatkan bahwa sistem pemerintahan dan politik Singapura harus bebas dari celaan dan korupsi dalam bentuk apa pun.

"Meski menyakitkan untuk bertindak terhadap kolega dan teman, adalah tugas kita untuk melakukannya bila perlu. Sistem pemerintahan dan politik kita harus selalu bersih dan bebas dari korupsi," kata Wong, seraya menambahkan bahwa pejabat publik yang dipercayai publik harus menjunjung standar integritas tertinggi.

"Ini benar-benar penting dan tidak bisa dinegosiasikan," sambungnya.

Iswaran, politisi pertama Singapura yang menghadapi tuntutan pidana dalam hampir setengah abad, akan menyerahkan diri pada hari Minggu (6/10) untuk memulai hukumannya di Penjara Changi Singapura, tempat para terpidana mati ditahan dan para tahanan tidur di kasur jerami di lantai sel.