warkoptoto3 login

nomor punggung rafael leao - Apakah Banyak Islamofobia di Inggris?

2024-10-07 22:09:59

nomor punggung rafael leao,mistik angka 8,nomor punggung rafael leaoJakarta, CNN Indonesia--

Inggris dilanda kerusuhan usai tiga anak tewas ditikam di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7) pekan lalu.

Insiden penikaman itu terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sekolah tari di Southport. Tiga anak perempuan yakni Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Agular (9) meninggal dunia buntut insiden. Sepuluh orang lainnya juga mengalami luka-luka.

Lihat Juga :
Bangladesh Tunjuk Peraih Nobel Jadi PM Interim Gantikan Sheikh Hasina

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, polisi telah mengidentifikasi bahwa pelaku penikaman bukan imigran, melainkan pemuda 17 tahun asal Banks, Lancashire, sekitar 8 kilometer dari lokasi serangan.

Pelaku merupakan kelahiran Cardiff, ibu kota dan kota terbesar negara bagian Wales, Inggris.

Menurut sejumlah pakar, demonstrasi sayap kanan seperti ini didorong oleh sentimen Islamofobia di antara sejumlah penduduk Inggris.

Lembaga think tank kesetaraan ras dan hak-hak sipil Runnymede Trust menyebut bahwa "kekerasan rasisme seperti ini telah lama mendidih di bawah permukaan" masyarakat Inggris.

"Apa yang terjadi adalah akibat langsung dari rasisme dan Islamofobia yang dinormalisasi selama bertahun-tahun, yang dimungkinkan oleh politisi dan media Inggris," kata juru bicara Runnymede Trust, seperti dikutip The Independent.

Menurut data Kementerian Dalam Negeri, ada peningkatan insiden dan retorika Islamofobia dalam beberapa tahun terakhir di Inggris.

Lihat Juga :
Berawal Protes Kuota PNS, Revolusi Gen Z Bangladesh Dongkel PM Boomer

Sebuah laporan yang diterbitkan Tell MAMA pada 2023 mengungkapkan insiden Islamofobia bahkan meningkat dua kali lipat di seluruh Inggris antara tahun 2012-2022.

Umumnya, insiden itu disebabkan oleh meningkatnya aktivitas sayap kanan, serangan anti-Muslim di dunia, wacana politik, serta kampanye referendum Brexit.

Pada Maret, Muslim di Inggris mengaku ketakutan untuk keluar rumah di malam hari seiring dengan jumlah insiden Islamofobia yang meroket sampai 365 persen sejak serangan 7 Oktober Hamas ke Israel.

Awal tahun ini, mantan anggota parlemen Tory Lee Anderson membuat kontroversi usai mencemooh Walikota Muslim London Sadiq Khan dengan menyebut Khan "dikendalikan" oleh "Islamis". Anderson akhirnya ditangguhkan dari partainya.

Meski ditangguhkan, Anderson mengaku tak menyesal mengenai pernyataannya. Dia bahkan mengklaim "sebagian besar publik setuju" dengannya.

Di Inggris, peran media juga berpengaruh penting atas persepsi publik mengenai Muslim. Media-media di Inggris disebut kerap menjajakan Islamofobia dalam artikel-artikel mereka.

Laporan Pusat Pemantauan Media Dewan Muslim Inggris (CfMM) yang rilis pada 2021 menemukan bahwa 59 persen dari 10.000 lebih artikel dan klip yang merujuk pada Muslim dan Islam selama 2018 mengaitkan orang Muslim dengan perilaku negatif.

Lihat Juga :
Rusia-AS Bujuk Iran Batalkan Serangan Balas Dendam ke Israel

Lebih dari sepertiga bahkan memberikan gambaran yang salah atau menggeneralisasikan umat Islam dengan terorisme.

Meski banyak catatan insiden Islamofobia, pihak berwenang Inggris tak melakukan apapun untuk mengatasi hal ini.

Perdana Menteri baru Inggris dari Partai Buruh, Keir Starmer, pun dikritik karena tak bisa membawa perubahan.

"Sekarang dia berada di pemerintahan, dan Muslim diserang serta masjid menjadi target, namun pemerintahnya tetap tidak memiliki rencana untuk bertemu dengan badan terbesar yang mewakili Muslim di Inggris. Apa yang berubah?" tulis Asosiasi Muslim Inggris di X.

(blq/bac)