KOTA MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun– Upaya mencegah kekerasan perempuan dan anak di wilayah Kota Madiun. Satpol PP – Damkar selenggarakan sosialisasi terkait dengan pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak. Dalam kegiatan ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengemban tugas perlindungan anak dan perempuan. 

Pj. Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto menyampaikan, perlindungan perempuan dan anak tidak hanya tugas dari pemerintah. Tapi, juga dari seluruh elemen masyarakat termasuk ibu-ibu. Ia memperumpamakan hal ini seperti gunung es. Sebenarnya banyak masalah-masalah dengan bukti kekerasan rumah tangga, pelecehan terhadap anak dan lain sebagainya. 

“Sehingga dengan kegiatan ini ibu-ibu bisa teredukasi mendidik anak. Termasuk ketika ada kasus bullying dan sebagainya dapat melaporkan kepada pihak-pihak terkait,” ujarya, Jumat (27/9) di Kantor Kecamatan Kartoharjo. 

Kota Madiun termasuk daerah dengan kasus pernikahan anak terendah se-Jawa Timur. Selanjutnya jumlah kasus kekerasan perempuan dan anak tercatat 6 kasus dalam terakhir tahun ini. Melalui kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 9 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan sebgainya telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 35 Tahun 2018 dan peraturan Wali Kota Madiun Nomor 91 Tahun 2021 tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2015telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 15 Tahun 2018. 

Hal ini dilakukan untuk pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak. Dengan memastikan kesejahteraan, kesetaran hak dan perlindungan bagi perempuan dan akan. Juga upaya antisipasi dalam hal korban bullying, korban pelevehan seksual, perdagangan anak dan korban KDRT. 

“Ketika ada laporan Bullying melibatkan siswa nanti akan segera dilaksanakan penegakan hukum. Karena ada masalah eksploitasi dan kekerasan anak,” terang Eddy.

cukai

Pihaknya menegaskan akan turun tangan ketika ada masalah sekolah-sekolah. Karena guru adalah panutan dan sekolah menjadi salah satu tempat untuk belajar dan menciptakan karakter anak. Ia meminta kepada sekolah-sekolah untuk menjadi tempat mendidik anak menjadi pintar, tempat mendidik anak yang memiliki skill dan berkarakter. Menjadi orang-orang yang saling menghargai, jujur dan berintegritas.  

Disamping itu, ia menyampaikan, anak-anak harus dibekali pendidikan seks dini sehingga anak bisa tahu batasan-batasan dalam bersosialisasi, mencari teman dan sebagainya. Pihaknya akan berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan, Dinsos dan Dinkes PPKB supaya anak-anak sejak dibi sudah diperkenalkan tentang pendidikan seks. 

Dengan harapan anak tersebut tidak mudah diberdayakan, dieskploitasi dan tidak menjadi korban perdagangan anak. “Alhamdulillah kalau di Kota Madiun mulai kecil sudah dibekali beladiri sehingga anak-anak itu bisa mandiri,” sambung pejabat yang merangkap Kepala Bakesbangpol Jatim itu. (err/her/adv)