Harga emas dunia terus menanjak hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah di level US$2.364 per troy ons pada Selasa (9/4).

Pantauan CNNIndonesia.com, per hari ini, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange Comex tercatat US$2.364 per troy ons atau menguat 0,57 persen dari perdagangan sebelumnya.

Mengikuti, harga emas di perdagangan spotjuga menguat 0,27 persen ke US$2.345 per troy ons pada perdagangan hari ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, harga jual kembali (buyback) emas batangan tetap Rp1.197.000 per gram.

Lantas mengapa harga emas melonjak?

Analis Komoditas dan Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan kenaikan harga emas dunia tidak terlepas dari ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah dan Ukraina-Rusia. Pasalnya emas dipandang sebagai instrumen yang aman alias safe haven.

"Pemicu utama kenaikan harga emas karena emas dijadikan investasi karena status emas sebagai aset safe haven," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/2).

Aset safe havenadalah instrumen investasi yang tidak mudah terpengaruh gejolak di pasar keuangan. Selain itu, aset safe havenjuga tidak memiliki indikator pengaruh yang banyak dari pasar keuangan itu sendiri.

Contohnya, ketika pandemi virus corona semakin menyebar, tentu aktivitas ekonomi tidak bisa berjalan, sehingga prospek ekonomi memburuk. Hal ini membuat pemerintah dan bank sentral di dunia 'panik' menggelontorkan stimulus fiskal dan moneter, termasuk menurunkan tingkat suku bunga acuan dan kebijakan lain di pasar keuangan yang berdampak pada investor.

Indikator memburuknya perekonomian ini, biasanya langsung mempengaruhi aset berisiko, seperti saham. Sebab, investor dan trader biasanya menggunakan pertimbangan prospek ekonomi untuk investasi.

Ketika prospek memburuk, mereka akan cenderung menahan diri untuk menambah investasi di saham.

Hal ini berbeda dengan emas. Emas biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh sentimen-sentimen yang datang dan pergi di luar instrumen seperti itu. Emas biasanya terpengaruh pada faktor fundamental, misalnya posisi cadangan emas dan perdagangan emas itu sendiri.

Ariston menambahkan harga emas juga naik karena beberapa negara membeli emas dalam jumlah besar seperti China yang cadangan emasnya di akhir Maret 2024 ini meningkat sekitar 160 ribu ons dibandingkan bulan sebelumnya.

Melihat momentum saat ini, Ariston memperkirakan peluang harga emas naik masih terbuka hingga menyentuh US$2.400 per troy ons.

Namun di sisi lain, ia melihat kisaran harga emas sudah berada di level tinggi yang tentunya membuka peluang penurunan dalam karena pelaku pasar institusi berpotensi melakukan realisasi profit.

Karena itu, ia menyarankan masyarakat yang ingin membeli logam mulia mempertimbangkan selisih harga jual kembali (buyback) dengan harga beli.

"Kalau beli sekarang tentu tidak bisa jual dalam beberapa minggu atau bulan dengan spread (selisih harga)yang cukup besar. Untuk yang sudah memiliki lama bisa dijual dulu untuk merealisasikan profit dan membeli lagi ketika terjadi koreksi dalam," katanya.

Sementara itu, Analis Komoditas dan Pasar Uang Lukman Leong mengatakan harga emas yang naik tinggi dan cepat akhir-akhir ini disebabkan oleh fear of missing out(FOMO) sejumlah investor pasar.

"Jadi mereka berusaha masuk ke pasar lebih awal," katanya.

Ia memperkirakan kenaikan harga emas akan berlangsung lama. Hingga akhir tahun, ia memperkirakan harga emas dunia bakal mencapai US$2.500 per troy ons.

Karena itu, ia menyarankan masyarakat untuk membeli emas saat ini.

"Masih beli dong, (harga) masih akan naik tinggi," katanya.

[Gambas:Video CNN]