warkoptoto3 login

ombak 123 - Inflasi Rendah & Rupiah Perkasa, BI Rate Diramal Turun Jadi 4,75%

2024-10-08 01:56:59

ombak 123,emasslot88 login,ombak 123

Jakarta, CNBC Indonesia- Bank Indonesia (BI) diprediksi masih akan memotong suku bunga acuan atau BI rate hingga total 150 basis poin (bps). Hal ini pun akan membawa dampak positif bagi pasar saham dan obligasi.

Mandiri Sekuritas memprediksi pemotongan ini akan membawa terminal suku bunga menjadi 4,75%. Sebanyak 75 bps kemungkinan akan dilakukan tahun 2024. Sisanya akan dieksekusi pada 2025.

Chief of Economist PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas), Rangga Cipta mengatakan, BI memperkirakan peluang bagi the Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 75 bps pada tahun 2024, lebih tinggi dari proyeksi bulan sebelumnya sebesar 50bps.

"Bank Indonesia juga menilai bahwa penurunan suku BI yang lebih cepat dibandingkan the Fed, didorong oleh kepastian terkait pemangkasan suku bunga di AS, penguatan Rupiah, inflasi yang rendah, serta kebutuhan untuk mendukung perekonomian, pembiayaan fiskal, dan sektor perbankan," jelas Rangga dalam keterangan resmi, Rabu, (25/9/2024).

Baca:
BI Rate Turun & Rupiah Perkasa, SRBI Buat Apa Lagi?

Dari segi dampaknya ke pasar modal, Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, jika tren penurunan suku bunga berlanjut, akan ada pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal, penguatan nilai tukar Rupiah. Sehingga pihaknya melihat peluang yang lebih tinggi bagi IHSG untuk mencapai skenario bull-case di 8.000 pada akhir tahun ini.

"Sektor-sektor yang cukup sensitif terhadap penurunan suku bunga dan penguatan nilai tukar Rupiah seperti keuangan, consumer staples, dan properti, serta saham-saham small-mid caps tetap menjadi pilihan kami," jelas Adrian.

Sementara itu, Handy Yunianto, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas menilai keputusan ini akan berdampak positif terhadap pasar obligasi. Ketika suku bunga turun, instrumen obligasi akan semakin diminati karena investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga.

"Tingkat imbal hasil obligasi yang cukup tinggi di Indonesia diminati bukan hanya oleh investor lokal, tapi juga asing. Hal ini juga didukung oleh potensi pertumbuhan ekonomi yang baik, inflasi yang cukup rendah, tingkat utang yang terjaga, dan kondisi politik yang relatif stabil," tuturnya.

Baca:
Ketimpangan RI: Harta 50 Crazy Rich Setara Aset 50 Juta Orang Biasa

Sebagaimana diketahui, Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), dan Bank Indonesia (BI) secara bersamaan menurunkan suku bunga acuannya pada Kamis, (19/9/2024) lalu. The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0%. Pemangkasan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan 25 bps.

Beriringan, Bank Indonesia (BI) juga mengambil keputusan serupa dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 6,25% menjadi 6%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.


(mij/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: RBA Belum Akan Pangkas Bunga Meski Inflasi Sudah Sampai Target

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article BI Rate Naik Jadi 6,25%, Ini Dampaknya ke Cicilan KPR Anda!