warkoptoto3 login

pengeluaran mkw - Ironis! Kelas Menengah Cekak Karena Galon, Emitennya Pesta Cuan

2024-10-07 22:24:40

pengeluaran mkw,kingdom4d prize,pengeluaran mkw

Jakarta, CNBC Indonesia- Emiten konsumer yang memiliki lini bisnis air minum kemasan, baik dalam kemasan botol plastik maupun galon pun tampaknya ketiban 'cuan' berkat permintaan masyarakat yang meningkat akan konsumsi air galon maupun air minum kemasan.

Hal ini seakan menjadi ironis ketika masyarakat sudah ketergantungan dengan air galon dan air minum kemasan. Ketika masyarakat semakin tergerus pendapatan karena ketergantungan dengan air galon dan air minum kemasan, justru perusahaan terkait mendulang cuan.

Air minum kemasan dan air galon terbilang sudah menjadi kebutuhan pokok memenuhi kebutuhan fisiologis.

Baca:
Fokus Data Genting AS, IHSG - Rupiah Kemana?

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), meskipun ada fluktuasi, persentase rumah tangga yang menggunakan air minum dalam kemasan terus mengalami peningkatan, terutama di daerah perkotaan. Hal ini dipicu oleh meningkatnya kesadaran akan kebersihan dan kualitas air minum di kalangan masyarakat.

Selain itu, data menunjukkan bahwa beberapa provinsi di Indonesia mencatat konsumsi air minum dalam kemasan tertinggi.

Pada 2023, DKI Jakarta memimpin dengan 79,39% rumah tangga menggunakan air minum dalam kemasan. Provinsi lainnya seperti Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Utara juga menunjukkan tren serupa.

Faktor utama yang mendorong tingginya konsumsi air kemasan di provinsi-provinsi ini adalah akses yang lebih mudah dan kesadaran akan pentingnya air bersih di tengah pertumbuhan urbanisasi yang pesat.

Melihat data di atas terbukti bahwa permintaan terhadap air minum kemasan masih resilient. Sejumlah perusahaan yang memiliki bisnis ini pun ketiban cuan.

Setidaknya ada tiga emiten air minum kemasan yang mencetak penjualan dan kinerja harga saham ciamik yakni PT Akasha Wira International Tbk (ADES), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Baca:
Livin Makin Populer, Jumlah Pengguna Cetak 25,6 Juta!

Produk Air Kemasan

Sebagaimana diketahui, ADES dan CLEO merupakan emiten konsumer yang dikenal oleh masyarakat sebagai perusahaan produsen air kemasan. Tak hanya ADES dan CLEO, ternyata MYOR juga memiliki lini bisnis air minum kemasan, meski pangsa pasar di air minum kemasan mungkin tidak sebesar ADES dan CLEO.

Untuk ADES, produk air minum kemasan yang diproduksinya yakni Nestle Pure Life. Menjadi produk air minum mineral paling populer di dunia, terutama di lebih dari 40 negara, merek ini di bawah lisensi dan pengawasan dari Nestlé Water SA.

ADES memproduksi dan mendistribusikan Nestlé Pure Life untuk pasar Indonesia sejak 2005 untuk memenuhi kebutuhan akan air minum mineral yang aman dan sehat dengan cita rasa yang lezat.

Produk Nestle Pure Life (Dok: PT PT Akasha Wira International Tbk)Foto: Produk Nestle Pure Life (Dok: PT Akasha Wira International Tbk)
Produk Nestle Pure Life (Dok: PT Akasha Wira International Tbk)

Sedangkan untuk produk air minum kemasan yang diproduksi CLEO yakni CLEO, Vio, Anda, dan SuperO2. Adapun merek CLEO menjadi produk utama perseroan.

Produk air minum CLEO memiliki berbagai jenis, mulai dari botol kecil (pengganti kemasan gelas plastik), botol standar, botol kaca, hingga galon.

Untuk merek Vio, merupakan air minum dengan jenis air alkali dengan pH 8+ yang diproses melalui teknologi Alkaline Remineralizer Filter bertaraf Food Grade untuk air minum sehingga aman dikonsumsi.

Alkaline Remineralizer adalah media filtrasi karbonat alami yang mampu mengoreksi pH secara tepat sehingga membentuk keseimbangan alami.

Tak hanya menjual air minum kemasan biasa dan air minum dengan pH 8+, CLEO juga menjual air minum beroksigen dengan merek SuperO2.

SuperO2 adalah air minum beroksigen dengan kadar oksigen 100 PPM (Part per Million) bersifat natural, aktif, dan tanpa efek samping yang mampu meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh.

Produk Air Minum Cleo (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)Foto: Produk Air Minum Cleo (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)
Produk Air Minum Cleo (Dok: PT Sariguna Primatirta Tbk)

Sementara untuk produk air minum MYOR yakni Le Minerale. Produk Le Minerale yang dijual ke masyarakat dalam bentuk air minum botol dan galon.

Produk Le Minerale (Dok: PT Mayora Indah Tbk)Foto: Produk Le Minerale (Dok: PT Mayora Indah Tbk)
Produk Le Minerale (Dok: PT Mayora Indah Tbk)

Penjualan Emiten Air Minum

Meningkatnya permintaan akan konsumsi air minum kemasan membuat kinerja keuangan tiga emiten yakni ADES, CLEO, dan MYOR pun cemerlang.

Untuk ADES, mengutip data laporan keuangan sampai Juni 2024, perusahaan mencatat penjualan di segmen makanan dan minuman mencapai Rp504,57 miliar, nilai ini berhasil tumbuh signifikan hingga 32,37% secara tahunan.

Begitu juga CLEO, menurut data laporan keuangan perusahaan mencatat, penjualan bersih pada Semester I/2024 mencapai Rp1,29 triliun naik 32,88% secara tahunan, dari Rp975,67 miliar pada paruh pertama tahun sebelumnya.

Penjualan yang positif turut mendongkrak bottom lineperusahaan yang tumbuh nyaris 75% ke Rp220,23 miliar.

Terakhir, pendapatan MYOR dari segmen minuman olahan dalam kemasan mencapai Rp 8,38 triliun, melesat 14,90% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,29 triliun.

Penjualan yang ciamik tersebut kemudian membuat MYOR bisa mencatatkan laba bersih mencapai Rp1,72 triliun.

Baca:
Profil Maarten 'Spider' Paes: Kiper Jago & Bintang Timnas Indonesia

Laba Per Saham (EPS)

Seiring dengan kinerja keuangan ketiga emiten tersebut yang ciamik pada semester I-2024, pertumbuhan laba per saham (earnings per share/EPS) ketiganya pun juga cukup baik.

Pada 2021, EPS ADES tercatat 451, setahun kemudian naik signifikan menjadi 619. Lalu pada 2023 naik lagi menjadi 671. Pada tahun ini, EPS diperkirakan bisa naik lagi menjadi 793, atau tumbuh 18,18% secara tahunan.

Begitu juga dengan CLEO, di mana Pada 2021 tercatat 15 kemudian naik menjadi 16 pada 2022. Lalu pada 2023 naik lagi cukup signifikan menjadi 25, dan pada tahun ini EPS setahun diproyeksikan bisa mencapai 37.

Terakhir MYOR, EPS pada tahun ini diperkirakan mencapai 154 dari capaian tahun sebelumnya sebesar 143. Sementara pada tahun 2022 EPS berada di 87, naik dari EPS 2021 sebesar 53.

Kinerja Saham

Meski kinerja keuangan ketiga saham tersebut cukup ciamik, tetapi dari kinerja sahamnya cenderung bervariasi. Namun dalam lima tahun terakhir, ketiganya sumringah.

Untuk saham ADES, pada akhir perdagangan Selasa kemarin ditutup melemah 0,25% ke posisi Rp 9.900/saham. Dalam sepekan terakhir, saham ADES terkoreksi 0,75%, sedangkan sebulan terakhir merosot 1%, dan sepanjang tahun ini melesat 2,33%.

Sedangkan untuk saham CLEO, pada akhir perdagangan kemarin ditutup stagnan di posisi Rp 1.175/saham. Dalam sepekan terakhir, saham CLEO merosot 2,08%, sebulan terakhir melonjak 5,86%, dan sepanjang tahun ini terbang 65,49%.

Adapun saham MYOR pada akhir perdagangan kemarin berakhir melesat 3,41% menjadi Rp 2.730/saham. Dalam sepekan terakhir, saham MYOR melesat 4,6%, sebulan terakhir melonjak 5%, dan sepanjang tahun ini terapresiasi hingga 4,6%.

Namun dalam lima tahun terakhir, ketiganya pun masih terbang, dengan saham ADES menjadi yang paling kencang yakni meroket 851,92%, disusul CLEO yang terbang 269,5%, dan terakhir MYOR yang melesat 4,6%.

Pangsa Pasar

Dapat dikatakan bahwa pangsa pasar dari tiga emiten tersebut berada di CLEO dan ADES. Namun, pangsa pasar air minum kemasan CLEO dan ADES masih kalah dengan merek air minum kemasan Aqua.

Berdasarkan olahan data dari berbagai sumber pada 2023, market leaderair minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia masih dipegang oleh merek Aqua yang mencapai 50%. Sedangkan untuk merek Cleo hanya mencapai 5%.

Begitu juga merek Le Minerale yang pangsa pasarnya juga hanya mencapai 5%. Merek minuman kemasan lainnya seperti Club, 2 Tang, Oasis, Prima, dan Super O2 hanya berkisar 1% hingga 5%.

Sisanya yakni sebanyak 28% diisi oleh ribuan pemain lain dengan pangsa pasar sangat kecil, termasuk pemain lokal yang hampir ada di setiap daerah.

Meski begitu, pada akhir 2023 hingga pertengahan 2024, pangsa pasar Aqua tampaknya mulai menurun meski masih menjadi yang terbesar. Hal ini karena adanya aksi boikot yang ditujukan kepada Aqua.

Sebagaimana diketahui, Danone menjadi pemegang merek AMDK Aqua dan Vit. Aksi boikot yang dilakukan masyarakat Indonesia turut mempengaruhi pola konsumsi Aqua dalam beberapa waktu terakhir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">