live chat bola168 - Dunia Terus Dihantam Perang, Harga Batu Bara Bergairah Kembali
2024-10-08 01:42:41
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara acuan dunia kembali melanjutkan penguatannya pada perdagangan Senin (23/9/2024), di tengah memanasnya konflik di Timur Tengah dan konflik di Ukraina-Rusia.
Batu bara juga kembali bergairah di tengah ekspektasi pasar terhadap berlanjutnya pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) pada pertemuan berikutnya.
Berdasarkan data dari Refinitivpada Senin kemarin, harga batu bara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Oktober 2024 ditutup menguat 0,54% di posisi US$ 139,75 per ton.
Kenaikan harga batu bara kemarin terjadi di tengah kenaikan harga gas Eropa, menyusul konflik di perbatasan Ukraina-Rusia yang kembali terjadi.
Harga Gas Alam TTF Belanda, acuan perdagangan gas Eropa, melesat 2,35% menjadi US$ 39,20 (35,25 euro) per megawatt-jam (MWh). Batu bara adalah substitusi gas sehingga harga keduanya saling terdampak.
Setelah penurunan mingguan sebesar 3,4% pada pekan lalu, harga gas Eropa naik kemarin karena para pedagang mempertimbangkan risiko pasokan dari konflik di Timur Tengah dan di perbatasan Ukraina-Rusia di wilayah Kursk, Rusia, tempat stasiun pengukuran gas Sudzha untuk memompa gas Rusia ke barat menuju Eropa berada.
Pertempuran di wilayah Kursk di Rusia terus berlanjut, membuat pelaku pasar gas gelisah. Selain itu, kesepakatan transit gas untuk mengirim pasokan Rusia ke Eropa melalui Ukraina berakhir pada akhir tahun ini. Ukraina telah memberi isyarat bahwa pihaknya tidak akan merundingkan perpanjangan perjanjian tersebut.
Baca:Harga Batu Bara Anjlok, Sri Mulyani Wanti-Wanti Setoran Pajak RI Seret |
Sejatinya, gas alam merupakan barang substitusi dari batu bara sehingga memiliki korelasi harga yang negatif. Artinya saat harga gas alam menguat, akan menekan harga batu bara global. Namun terkadang, keduanya berkorelasi positif seperti yang terjadi kemarin.
Di lain sisi, memanasnya kembali tensi geopolitik di Timur Tengah turut membantu penguatan harga batu bara kemarin. Sebelumnya, Pesawat tempur Israel melancarkan gelombang serangan udara yang hebat di kota-kota di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dan bahkan lebih jauh ke utara.
Israel menyerang ratusan target Hizbullah dan menewaskan sedikitnya 182 orang, menjadikannya hari paling mematikan di Lebanon dalam hampir satu tahun konflik.
Setelah beberapa baku tembak lintas batas terberat sejak konflik berkobar, Israel memperingatkan orang-orang untuk mengungsi dari daerah tempat kelompok bersenjata itu menyimpan senjata.
Setelah hampir satu tahun berperang melawan Hamas di Gaza di perbatasan selatannya, Israel mengalihkan fokusnya ke perbatasan utaranya, tempat Hizbullah yang didukung Iran telah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung sekutunya, Hamas.
Baca:Harga Batu Bara Anjlok, Sri Mulyani Wanti-Wanti Setoran Pajak RI Seret |
Warga Lebanon diminta untuk melakukan evakuasi oleh tentara Israel dan memberi tahu untuk "menjauh" dari lokasi Hizbullah yang rencananya akan menjadi targetnya dan karena militer Israel mengatakan akan melakukan serangan yang lebih "luas dan tepat" terhadap Hizbullah.
Itu adalah peringatan pertama yang dikeluarkan kepada warga Lebanon oleh militer Israel sejak perang di Gaza meletus hampir setahun yang lalu.
Di lain sisi, bergairahnya kembali batu bara kemarin juga didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada pertemuan mendatang.
Menyusul keputusan The Fed minggu lalu yang menurunkan suku bunganya sebesar 50 basis poin (bps) dan menjadi pemotongan pertama dalam empat tahun terakhir, pasar mengharapkan pengurangan yang setara pada akhir tahun.
Pekan ini, perhatian pasar difokuskan pada rilis ekonomi makro AS yang akan datang, termasuk laporan PCE Inti dan data pendapatan dan pengeluaran pribadi. Indikator-indikator ini akan memberikan wawasan tentang arah potensial penyesuaian suku bunga The Fed di masa mendatang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:
