Korea Utara kembali mengirim balon berisi sampai ke wilayah Korea Selatan pada Minggu (8/9). Bahkan balon sampah yang dikirim lebih banyak dari sebelumnya.

Tindakan itu menandai pengiriman ke-17 balon sampah dari Korea Utara ke Korea Selatan. Pyongyang kini telah mengirim balon dalam enam peluncuran selama lima hari berturut-turut dimulai pada 4 September 2024.

Seperti dilansir Korea JoongAng Daily, Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) mengatakan pada Minggu (8/9) bahwa Korea Utara telah kembali mengirim ulang balon sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

JCS menyarankan orang-orang untuk berhati-hati terhadap benda-benda yang jatuh dari langit dan meminta mereka untuk melaporkan penampakan ke pangkalan militer atau polisi terdekat. JCS juga mengatakan akan menanggapi tindakan Pyongyang dengan memprioritaskan keselamatan publik.

Pyongyang meluncurkan sekitar 200 balon pada Sabtu (7/9) sore dan malam dalam peluncuran ke-16 sebelumnya, menurut otoritas militer Seoul. Sekitar 50 balon sampah tersebut telah mendarat di Gyeonggi utara dan Seoul hingga pukul 9 pagi hari Minggu (8/9).

JCS mengatakan balon-balon tersebut membawa "sampah seperti kertas, plastik, dan botol plastik" tetapi tidak ada bahan berbahaya yang terdeteksi.

Komposisi muatan yang melekat pada balon-balon sampah Korea Utara telah sedikit berubah selama peluncuran, sejak dikirim pertama kali pada bulan Mei 2024.

Balon-balon yang dikirim Korea Utara pada putaran pertama dan kedua sebagian besar membawa tinja dan puntung rokok. Kertas, potongan tekstil, dan plastik ditemukan pada putaran ketiga dan keempat berikutnya, sementara kertas bekas ditemukan kembali pada peluncuran kelima hingga ke-11.

Menurut data pemerintah Korsel, balon-balon yang dikirim pada peluncuran ke-12 hingga ke-15 termasuk kertas bekas dan botol plastik. Balon-balon sampah dari Korea Utara telah menimbulkan kerusakan properti senilai lebih dari 100 juta won ($74.700), secara total, di wilayah Seoul yang lebih luas sejak Mei lalu.

Total kerugian yang tercatat hingga 10 Agustus 2024 mencapai 100,52 juta won, menurut anggota parlemen Partai Demokrat (DP) liberal Yang Bu-nam, yang menerima data dari Pemerintah Metropolitan Seoul dan pemerintah provinsi Gyeonggi.

Angka tersebut termasuk 79,87 juta won dari kota Seoul dan 20,65 juta won dari Gyeonggi. Tidak ada laporan kerugian finansial yang diajukan dari Incheon.

Seoul menanggung 13 kasus balon sampah Korut dan Gyeonggi 38 kasus. Di antara total 51 kasus, tiga kasus sedang diproses, dengan jumlah kerugian pasti masih ditaksir.

Kecelakaan pada 29 Mei lalu di pusat logistik di Distrik Yeongdeungpo, Seoul bagian barat, tercatat sebagai kerugian paling signifikan akibat balon sampah Korut, dengan biaya yang dilaporkan mencapai 15,71 juta won. Sebuah kendaraan yang diparkir di kompleks pusat tersebut hancur setelah balon jatuh di atasnya.